Home Headline Beda Dukungan Politik Sopir Ambulan di Prabumulih Tolak Antar Jenazah

Beda Dukungan Politik Sopir Ambulan di Prabumulih Tolak Antar Jenazah

KORDANEWS – Tirta, salah satu Pegawai Harian Lepas (PHL) Pemerintah Kota Prabumulih diberhentikan Penjabat (Pj) Walikota Prabumulih lantaran menolak mengatar jenazah warga Jalan Gotong Royong RT 07 RW 03 Karang Raja III, Kecamatan Prabumulih Timur. Padahal, hal itu sudah menjadi tugasnya.

Melihat sikap tersebut, Penjabat (Pj) Wali Kota (Wako) Prabumulih, H. Richard Cahyadi berang dengan sikap Tirta. “Awalnya saya dapat informasi kalau yang bersangkutan tidak mau melayani warga yang sedang terkena musibah. Karena itu saya langsung berbicara dengan Tirta melalui telepon Dedi (sopir mobil jenazah lain) untuk tahu alasannya.” ungkapnya seperti dilansir dari Kabarrakyatsumsel.com, Kamis (14/6).

Namun, lanjut Richard, hal yang mengejutkan dirinya adalah alasan Tirta menolak mengantarkan jenazah Hj. Marsimah karena bukan pendukung salah satu pasangan calon tunggal Pemilihan Walikota Prabumulih.

“Tadi saya dengar langsung dari Tirta melalui telepon. Dia mungkin mengira jika dirinya masih sedang berbicara dengan Dedi (sopir mobil jenazah lainnya). Makanya dia bilang kalau dia adalah orang Ridho (paslon tunggal Pilwako Prabumulih) kalau bukan berkaitan (kegiatan) Ridho, maka dia tidak mau. Itu jawabannya,” katanya.

Usai mendapat pernyataan dari Tirta, Richard menunggu sekian lama namun tetap tidak menunjukkan batang hidungnya. Hal itu yang memicu spontanitas Wako untuk membawa sendiri mobil jenazah ke rumah duka.

“Karena saya lama menunggu, maka secara spontan saya sendiri yang membawa mobil jenazah itu ke rumah duka. Mobil yang saya bawa itu seharusnya untuk mengantar jenazah di Wonosari. Saya imbau Dedi untuk menunggu mobil jenazah dari Tirta untuk dibawa ke Wonosari,” katanya.

Selain itu, langkah tegas langsung diambil Richard agar kejadian tersebut tidak terulang lagi. “Dia langsung dipecat (diberhentikan). Sikapnya itu merusak citra Pemkot Prabumulih. Hari ini dia langsung berhenti. Gaji bulan Juni boleh diambil, tapi bulan depan tidak terima lagi,” tegas Richard saat di rumah duka.
Sebagai PHL dan pelayan masyarakat, lanjut Richard, tidak dibolehkan sikap pilih-pilih, apalagi berkaitan dengan jenazah.

Richard mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat termasuk pelayan masyarakat agar di masa pilkada saat ini, tidak menjadikan perbedaan pendapat alasan untuk tidak melakukan tugasnya masing-masing.

“Saya mengimbau kepada seluruh lapisan masyarakat, yang namanya politik adalah perbedaan pendapat yang sifatnya sesaat, bukan perbedaan yang terus berlanjut. Setelah masa politik usai, semuanya sama dan tidak ada perbedaan lagi. Termasuk dalam hal melayani masyarakat. Tidak boleh ada perbedaan, disaat masyarakat membutuhkan pelayanan semuanya dilakukan dengan standar yang sudah ditentukan,” jelasnya.

Kalau ada seperti itu, lanjut Richard, berarti ada pengkotak-kotakan di masyarakat. Namanya politik, ada visi, misi dan program yang akan disampaikan kepada masyarakat.

“Apalagi, di Prabumulih itu calon tunggal, yang berarti lawannya adalah kotak kosong. Dengan begitu, masyarakat berhak memilih antara kotak kosong atau paslon. Tapi bukan berarti pelayanan masyarakat itu tidak dijalankan karena perbedaan pilihan,” katanya.(net)

Editor : mahardika

Tirto.ID
Loading...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here