KORDANEWS- Kapolri Jenderal Pol Tito Karnavian menginginkan reformasi polisi agar lebih humanis dan memberikan penghargaan kepada anggota berprestasi. Sebaliknya bagi oknum yang memperburuk citra polri, maka harus dihukum dengan tegas.
Hal itu diungkapkan Tito usai memberikan bantuan kepada warga di kampung nelayan Tambak Lorok, kota Semarang, Jawa Tengah, Jumat (5/8/2016).
Menurut mantan Kepala BNPT ini, pemberian penghargaan kepada anggota yang berprestasi dan mengabdi secara tulus merupakan salah satu bentuk reformasi polisi. Karena dengan adanya penghargaan, bisa memberikan motivasi kepada anggota untuk bekerja lebih baik.
“Saya ingin reformasi polisi ini. Pemberian reward dan punishment benar-benar diberikan. Saya memancing kepada Polda dan Kapolres lain supaya mereka betul-betul memberikan reward kepada anggotanya yang baik dan bekerja dengan tulus dan berprestasi,” kata Tito di Tambak Lorok Semarang, Jumat (5/8/2016).
Kapolri Jenderal Titio Karnavian menyambangi Tambak Lorok, Semarang, Jumat 5 Agustus 2016 |
“Sebaliknya, anggota yang salah, aneh-aneh, yang melanggar, yang membuat citra polri tidak baik, bisa diberi sanksi tegas,” imbuhnya.
Secara internal, anggota Polri juga harus menghindari korupsi. Langkah-langkah sudah dilakukan Polri agar anggotanya tidak terlibat kasus korupsi. Salah satu langkahnya dengan melaporkan harta kekayaan.
“Menekan budaya koruptif, ada langkah-langkah kita termasuk LHKPN, kemudian menekan budaya hedonis,” tandas Tito.
Dalam kunjungan kerja di Semarang, selain memberikan bantuan ke warga Tambak Lorok, Kapolri juga memberikan penghargaan dan menaikkan pangkat Bripka Bambang Adi Cahyanto menjadi Aipda, polisi yang terluka akibat menghalangi pelaku bom di Mapolresta Solo.
editor : ardi
sumber : detik.com