KORDANEWS – Saat sedang puasa kita cenderung bangun lebih pagi dan tidur lebih malam. Aktivitas kantor dan lainnya akan tetap sama sehingga kelelahan terjadi lebih intens. Jam tidur juga semakin terganggu sehingga siklus Circadian jadi berantakan. Saat puasa kita jadi lebih sering tidur kurang dari 6 jam dan hal ini kerap memicu penurunan daya tahan tubuh.
Siklus circadian dan jam tidur
Secara umum kita memiliki siklus circadian yang akan menentukan jadwal tidur secara rutin setiap harinya. Umumnya siklus ini muncul di atas pukul 20.00 dan akan berhenti 6-10 jam ke depan. Setiap orang memiliki jam tidur yang berbeda dan kebutuhan yang tidak sama. Namun, kalau siklusnya berjalan dengan stabil, kemungkinan terjadi masalah pada kesehatan akan rendah.
Umumnya kita tidur selama 7-9 jam untuk orang dewasa. Anak-anak bisa mencapai 10 jam setiap harinya. Saat puasa, jam tidur ini akan terpotong 2-3 jam sehingga setelah Lebaran kita disarankan untuk mengembalikannya lagi. Kalau siklus masih sama seperti saat puasa, kemungkinan besar Anda akan bangun dini hari meski sudah tidak sahur lagi. Selanjutnya saat siang akan terasa sangat mengantuk.
Mengembalikan jam tidur setelah Lebaran
Mengembalikan jam tidur setelah Lebaran memang tidak mudah. Namun, Anda bisa melakukannya dengan beberapa cara di bawah ini. Lakukan satu atau dua cara yang menurut Anda sesuai dengan kebutuhan.
Mengulangi rutinitas yang sama
Ulangi rutinitas yang sama setiap harinya setelah Lebaran. Rutinitas yang harus diulangi adalah jam tidur. Misal kembali tidur saat mendekati jam 21.00 setiap harinya. Kalau dini hari Anda mendadak bangun karena ada kebiasaan sahur, segera tidur dan jangan langsung bermain ponsel karena cahaya yang terang merusak mood untuk tidur.
Oh ya, setelah Lebaran atur kembali alarm yang Anda miliki. Pengaturan ini dilakukan untuk memaksa kembali jam tidur yang dimiliki oleh tubuh untuk kembali normal seperti sebelum waktu puasa.
Mendapatkan cahaya matahari
Salah satu kesalahan yang sering sekali kita lakukan saat akan mengembalikan jam tidur adalah tidak mendapatkan cahaya matahari pagi. Dengan mendapatkan sinar matahari pagi, tubuh akan mengenali kembali siklus tubuh dan memaksa kita tidak mengantuk. Cahaya akan menghilangkan melatonin di tubuh yang memicu kantuk.
Cahaya matahari juga akan membuat tubuh menjadi lebih sehat. Sinar matahari akan menghasilkan vitamin D yang baik untuk tulang. Selain itu vitamin ini juga mencegah terjadinya depresi atau stres yang muncul akibat kurang tidur.
Tidur dengan cahaya lebih redup
Kalau ingin membuat tubuh mudah tidur setiap malam, jangan nyalakan lampu. Kalau Anda tidak bisa tidur dengan kondisi gelap, ada baiknya untuk mengubah waktu tingkat keterangannya saja. Anda bisa menggunakan lampu tidur agar tidak perlu terus mengubah lampu utama.
Cahaya yang terlalu terang akan menghambat melatonin yang diproduksi oleh tubuh. Melatonin adalah hormon yang akan membuat kita mudah sekali mengalami kantuk. Kalau hormon ini mengalami gangguan, rasa kantuk tidak akan muncul. Kemungkinan insomnia akan besar dan siklus tidur akan susah kembali.













