KORDANEWS – Tidak hanya merendam permukiman, luapan air sungai Lempuing juga merendam perkebunan milik masyarakat.
Terdapat ratusan hektar sawah dan kebun karet millik warga terendam banjir yang sudah berlangsung sekitar sepekan terakhir.
Pantauan di lokasi pada Selasa (16/1/2023) siang. Tampak banjir sedalam 40 cm hingga 1 meter merendam kebun karet warga yang berada di sisi jalan Desa Lubuk Makmur, Kecamatan Lempuing, Kabupaten Ogan Komering Ilir.
Banjir yang merendam kebun karet mereka, membuat warga tidak bisa menyadap. Selain karena banjir yang cukup dalam sehingga warga tidak bisa menyadap, banjir juga membuat produksi getah menurun.
Dikatakan salah seorang petani karet, Senen menyebut ada sekitar setengah hektar kebun karet miliknya terendam banjir. Hanya tersisa beberapa pohon saja yang tidak terendam.
Dikarenakan dari total 300 pohon, cuma 80 pohon yang bisa di sadap membuat penghasilannya turun drastis.
“Sejak awal tahun 2024 ini kebun saya kebanjiran karena air sungai Lempuing meluap. Jadi dari yang biasanya bisa mendapatkan 100 kilo getah per 2 pekan, sekarang palingan tidak sampai 40 kilo saja,” katanya.
Menurutnya air sungai telah meluap sebanyak 2 kali dalam sebulan terakhir. Dikarenakan hujan deras yang turun hampir setiap harinya.
“Ya, kemarin sempat terendam banjir dan surut. Ini kali kedua banjir lagi dan lebih parah karena lama surutnya akibat hujan yang terus turun. Bahkan disini ada beberapa rumah warga yang sudah terdampak,” tambahnya.
Tidak hanya kebun karet, Senen juga mengatakan tidak jauh dari sini ada ratusan hektar sawah yang ikut terendam banjir besar dan dipastikan petani akan mengalami gagal panen.
“Saya sendiri punya 1 hektar lahan dan diprediksi di Desa Lubuk Makmur ada ratusan hektar sawah yang terendam,” ungkapnya.
Diterangkan jika dirinya bersama puluhan petani lain terpaksa untuk mengikhlaskan sawah digenangi air. Karena hujan yang turun deras.
“Apes pokoknya, baru saja ditanam dan dikasih pupuk. Malah terendam banjir dan merugi nggak bisa panen,” ucap dia.
Menurutnya untuk musim tajam kali ini, Senen kembali merugi sekitar Rp 5 juta. Dikarenakan sawah tersebut tidak akan bisa di panen, meskipun genangan air sudah surut.
“Gimana tidak rugi banyak, untuk ongkos tanam sekitar Rp 700.000, lalu ongkos beli bibit sekitar Rp 1.000.000 dan bajak sawah Rp 2.000.000 lebih. Belum lagi beli pupuk 200 kilogram. Sekitar Rp 5 juta uang saya hilang,” bebernya.
“Semoga saja tidak lagi kembali turun hujan, agar masyarakat bisa kembali mendapatkan penghasilan seperti biasanya,” pungkasnya.
Editor : Admin