KORDANEWS- Budidaya timun memiliki potensi keuntungan yang menarik bagi para petani. Tanaman timun relatif mudah dirawat. Setelah ditanam dan kemudian panen bisa dilakukan pemetikan berkali-kali.
Timun adalah sayuran yang sering digunakan dalam berbagai menu. Menanam sendiri di rumah dapat memastikan kecukupan kebutuhan pangan dan gizi keluarga. Sehingga permintaan timun sangat tinggi di pasaran sebagai bahan pangan.
Penyuluh pertanian lapangan (PPL) Indralaya Utara, Aprianto bersama koordinator BPP indralaya utara, marwani meninjau lokasi penanaman timun yang berada dikelurahan timbangan.
“Lokasi ini merupakan salah satu lahan yang ditanami timun oleh kelompok tani,” tukas Aprianto.
Komoditas timun cukup menguntungkan untuk di budidayakan. Kebutuhan timun cukup besar di pasaran. Membuatnya menghasilkan keuntungan yang cukup bagus.
“Meskipun kemarau dan perlu penyiraman, kelompok tani cahaya gemilang yang diketuai bapak Rendi Sutardi tetap semangat menanam timun,” sebutnya.
Bermodal lahan seluas 0.5 hektar dengan populasi tanam lebih kurang 1000 batang. Sutaji mampu menghasilkan hasil panen hingga 400 kg sekali petik.
“Dalam jangka waktu lebih kurang empat puluh hari sudah petikan panen timun buah pertama. Pada petikan pertama dan kedua dengan luasan itu kemaren menghasilkan lebih kurang 400 kg,” jelasnya.
Harganya memang fluktuatif tergantung permintaan kebutuhan pasaran. namun saat ini harga timun dari kebun dipatok pengepul seharga dikisaran Rp2.700 per kg.
“Biasanya pada panen selanjutkan akan terus meningkat dari panen pertama dan kedua. Pengepul yang membeli hasil panen ini dibawah kepasar jakabaring. biasanya pada panen selanjutnya akan bejarak 3-4 hari setelah panen sebelumnya,” ucap Aprianto.
Diakui para petani, memilih menanam timun karena umur panen yang relatif pendek untuk cepat menghasilkan. “Untuk musim kemarau saat ini kendala yang dihadapi yaitu sumber air,” ungkapnya.
Selain mengandalkan hujan, petani memanfaatkan sumber dari kolam tadah hujan maupun sumur.
Editor ; Admin