KORDANEWS – Hewan ternak jenis kerbau Pampangan diselamatkan dari kepunahan. Dilakukan oleh Dinas Perkebunan dan Peternakan Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI).
Yaitu bersama Medik Veteriner, UPTD Puskeswan, serta DPC Paravetindo Kabupaten OKI. Dengan melakukan Sosialisasi Kegiatan Aksi Perubahan dalam Rangka Pelestarian Kerbau Pampangan melalui Komunikasi Informasi dan Edukasi dan Kick Off Vaksinasi _Septicaemia Epizootica_ (SE) Tahun 2024.
Hewan bernama ilmiah Bubalus bubalis ini ditetapkan sebagai plasma nutfah khas Kabupaten OKI oleh Keputusan Menteri Pertanian Nomor 694/KPTS/PD.410/2/2013, saat ini mendapatkan ancaman berupa penyakit _Septicaemia Epizootica_ (SE) atau penyakit Ngorok.
Kegiatan yang diiniasi oleh Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan, Dedi Kurniawan, SSTP MSi, ini bertujuan untuk mencegah punahnya kerbau pampangan.
“Setidaknya Inseminasi Buatan dan Transfer Embrio terutama untuk Kerbau Pampangan menjadi salah satu jalan keluar dalam melestarikan Kerbau Pampangan,” ungkap Dedi.
Lebih lanjut, dikatakan Dedi, untuk mendukung program pelestarian ini setidaknya diperlukan UPTD Perbibitan dan Hijauan Pakan Ternak.
“Untuk UPTD Perbibitan, Dinas Perkebunan dan Peternakan Sudah mengajukan Rancangan Peraturan Daerah (Raperda) untuk pendirian ini,” jelasnya.
Sementara dokter hewan Wahyu Tri Utomo, mengungkap ada 7 ancaman pelestarian kerbau Pampangan antara lain.
Wabah penyakit hewan menular Strategis bersifat cepat dan fatal (SE atau ngorok). Kemudian Angka Kesakitan SE sebesar 41,25%, Angka Kematian 7,4% sementara angka kelahiran hanya 9,75%;.
“Dari populasi sebanyak 9.342 ekor Tahun 2024 diperkirakan turun menjadi 454 ekor pada tahun 2030,” ujarnya.
Lalu, antara lain karena pengaruh Cuaca Ekstrim, Kemarau Panjang, Curah Hujan dan kelembapan Tinggi.
Masih kata dia, lebih dari 70% habitat kerbau Pampangan berada di Perairan Lebak Pasang Surut yang saling terhubung sehingga diperlukan Manajemen Penanganan penyakit (efektifitas hasil karantina sebesar 95%, Pengobatan 94%, serta Ketersediaan Sumber Pakan dan Air Minum yang Steril).
“Penting juga memanajemen penanganan bangkai di tengah lebak pasang surut,” ucapnya.
Kegiatan vaksinasi antara lain dilaksanakan di Desa Kuro, Bangsal, Ulak Depati, Pulau Layang, Menggeris, Pampangan, Secondong dan Pulau Betung.
Kegiatan ini akan berlangsung selama tiga hari , melibatkan seluruh dokter hewan se kabupaten OKI serta Paramedik Veteriner Se Kabupaten OKI.
Diberitakan sebelumnya, sebanyak 15 ekor kerbau milik peternak di Desa Riding, Kecamatan Pangkalan Lampam, Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI) mati mendadak.
Rupanya, belasan ekor kerbau itu mati mendadak disebabkan oleh virus Septicaemia Epizootica (SE).
Hal ini dikatakan Kepala Dinas Perkebunan dan Peternakan (Disbunnak) Kabupaten Ogan Komering Ilir (OKI), Dedi Kurniawan SSTP MSi melalui Kepala Bidang Peternakan dan Kesehatan Hewan, Sadi Purwanto SP MSi, Jumat 5 April 2024.
Sadi mengungkapkan, untuk kejadian hewan ternak ini milik masyarakat telah melaporkan kepada Puskeswan Pampangan. Sehingga langsung dilakukan pemeriksaan oleh petugas UPTD Puskeswan dan medik veteriner yaitu melakukan investigasi dan survelen.
“Setelah diinvestigasi dan bedah bangkai mengarah disebabkan oleh virus SE. Jadi pencegahannya dengan vaksinasi,” ujar Sadi.
Dikatakan Sadi didampingi drh Ahmad Mustopa, untuk penyebab virus ini bisa menyerang hewan kerbau hingga menyebabkan mati bisa karena pakan dan kontak langsung. Karena kerbau di Pampangan ini diliarkan, sehingga sangat cepat dan mudah menular.
Ini virus penyebabnya bukan karena bakteri, sehingga bisa dilakukan dengan pencegahan. Yaitu dengan cara vaksin. Saat ini untuk semua kerbau yang sakit telah diobati. Dan untuk sejumlah kerbau yang sehat telah divaksin.