Washington DC, Kondisi lumpuh akibat adanya kerusakan saraf beberapa tahun yang lalu mungkin dianggap tak bisa disembuhkan. Namun seiring berjalannya waktu ilmu medis terus berkembang dan berbagai cara pun kini diteliti untuk memperbaiki kelumpuhan.
Salah satunya seperti yang dikembangkan oleh tim peneliti di AASDAP Neurorehabilitation Laboratory, Brazil. Dengan menggunakan teknologi rehabilitasi yang dibantu oleh robot dan simulasi virtual, delapan pasien kelumpuhan total dilaporkan dalam jurnal Scientific Reports berhasil memperoleh kembali sensasi dan gerakkan pada anggota badannya.Pemimpin studi Profesor Miguel Nicolelis dari Duke University, Amerika Serikat, mengatakan lebih hebatnya lagi para pasien ini adalah orang-orang yang sudah tiga sampai 13 tahun alami kelumpuhan. Kasus kelumpuhan kronis disebut lebih sulit ditangani karena kerusakan yang terjadi biasanya sudah parah.
“Jika Anda didiagnosis mengalami lesi komplet, bila setelah 18 bulan Anda tidak menunjukkan perbaikkan, kemungkinan untuk kembali memperoleh kemampuan sensoris atau gerak di bawah tingkat lesi jatuh ke nol,” kata Nicolelis seperti dikutip dari BBC.
Bagaimana lalu cara Nicolelis bisa memperbaiki kondisi para pasien detailnya dengan menggunakan robot yang berfunsi sebagai exoskeleton atau kerangka luar tubuh. Kerangka robot tersebut dipakaikan ke pasien dan bisa bergerak setelah menerima sinyal saraf otak yang ditangkap oleh alat khusus di kepala pasien.
Lalu dengan menggunakan simulasi virtual pasien dilatih untuk ‘berjalan’ menggerakkan robot. Hal ini dilakukan agar otak kembali terbiasa mengirimkan perintah berjalan ke saraf-saraf yang sudah lama tak dipakai.
“Pada hampir semua pasien ini, otak mereka sudah menghapus kesadaran memiliki kaki. Anda lumpuh, Anda tak bisa bergerak, kaki tak memberikan sinyal umpan balik. Dengan menggunakan mesin otak yang menyediakan lingkungan virtual, kami mampu membuat konsep ini muncul kembali perlahan di otak,” papar Nicolelis.
Hanya dalam waktu setahun menjalani terapi, kondisi para pasien terbukti membaik. Bahkan empat di antara delapan pasien kini didiagnosis hanya mengalami setengah lumpuh