KORDANEWS – Industri sawit harus kerja keras. Pasalnya, di tengah gejolak harga, komoditi ini juga tertantang oleh kampanye hitam produk anti makanan berlabel palm oil free atau produk anti kelapa sawit.
Sebab, wacana moratorium bekas lahan kelapa sawit dari pemerintah hingga dituduh sebagai penyumbang gas rumah kaca menjadi kendala.
“Ada juga tantangan dari luar negeri dimana beberapa negara seperti Perancis, Rusia dan sebagainya bakal menaikkan bea masuk kelapa sawit dan turunannya. Hal itu karena minyak kelapa sawit dinilai dapat merusak hutan dan membahayakan kesehatan,” kata Ketua Dewan Pembina Gabungan Pengusaha Kepala Sawit Indonesia (Gapki) Sumsel, Sumarjono Saragih.
Menurutnya, setiap pihak terkait harus mampu memecahkan masalah ini. Sebab, industri kelapa sawit masih menyumbang perekonomian nasional yang cukup besar. “Ada lebih dari 900.000 orang di Sumsel menggantungkan hidup dari sawit,” ujarnya. (yda)
editor : ardi
sumber : kordanews.com