KORDANEW – Pemerintah telah mengambil langkah intervensi signifikan di sektor transportasi udara menjelang periode kritis Natal 2025 dan Tahun Baru 2026 (Nataru). Melalui koordinasi lintas kementerian, diumumkan kebijakan penurunan tarif tiket pesawat domestik kelas ekonomi hingga 14%. Kebijakan ini segera berlaku dan menawarkan kelegaan besar bagi jutaan pemudik yang selama ini mengeluhkan tingginya harga tiket di musim puncak (peak season).
Menteri Perhubungan (Menhub), Dudy Purwagandhi, memastikan bahwa penurunan harga ini bukan sekadar diskon musiman, tetapi hasil dari penyesuaian struktural dan insentif fiskal yang dirancang untuk memastikan konektivitas tetap terjangkau.
Rincian Periode dan Target Diskon
Kebijakan harga yang lebih murah ini memiliki periode yang jelas, sehingga masyarakat dapat merencanakan perjalanan mereka dengan matang:
- Periode Pembelian Tiket Harga Insentif: Dimulai sejak 22 Oktober 2025 hingga 10 Januari 2026.
- Periode Penerbangan yang Terdampak: Berlaku untuk jadwal penerbangan mulai 22 Desember 2025 hingga 10 Januari 2026.
Target Penurunan: Penurunan harga tiket diklaim mencapai angka 13% hingga 14% dari total harga sebelum insentif. Insentif ini secara khusus menyasar penerbangan domestik di kelas ekonomi.
4 Poin Krusial di Balik Penurunan Harga 14%
Kemenhub merinci bahwa penurunan harga tiket ini adalah efek domino dari empat kebijakan utama yang melibatkan insentif fiskal dan penyesuaian biaya operasional, yaitu:
1. Suntikan Fiskal: PPN Ditanggung Pemerintah (DTP)
Salah satu kontribusi terbesar datang dari kebijakan fiskal. Pemerintah menanggung Pajak Pertambahan Nilai (PPN) sebesar 6% untuk komponen harga tiket tertentu. Dengan PPN DTP ini, beban pajak yang selama ini ditanggung penumpang dalam harga tiket menjadi berkurang. Ini adalah sinyal kuat dukungan pemerintah terhadap mobilitas masyarakat.
