KORDANEWS- Desainer Air Edward Hutabarat tiada lelahnya mengeksplor kecantikan wastra-wastra Nusantara. Sukses menggelar pameran bertajuk ‘Batik Journey’ Januari lalu, desainer berpanggilan akrab Bang Edo itu akan menampilkan ribuan koleksi kain dari Sumba Barat Daya dan Sumba Timur, Nusa Tenggara Timur, pada Januari 2017 mendatang.
Edo mengungkapkan hal tersebut saat menerima penghargaan Annual Infinite Merit Award 2016 dari Senayan City, Senin (15/8/2016) malam.
“Pada kesempatan ini, saya juga ingin mengumumkan bahwa pada Januari 2017, saya akan menampilkan ribuan koleksi kain dari perut Sumba,” ungkap Edo yang malam itu turut menampilkan koleksi bertajuk ‘Kenduri’.
Pameran tersebut, lanjut Edo, merupakan bentuk keprihatinannya terhadap sisa-sisa peradaban Sumba yang semakin dilupakan bahkan oleh masyarakatnya sendiri.
“Kita lihat saja kondisi rumah-rumah adat di sana. Hampir semuanya sudah beratapkan seng bukan alang-alang yang merupakan tanaman khas Sumba,” ujar desainer 57 tahun itu.
Bagi Edo, Sumba sudah seperti rumah keduanya. Bertahun-tahun ia berada di sejumlah daerah pelosok Sumba untuk meriset potensi daerah, khususnya kain lokal. Namun dalam perjalanan tersebut, Edo turut menyaksikan banyak sumber daya alam yang dieksploitasi besar-besaran demi komersialisasi.
Dengan hadirnya pameran tersebut, Edo berharap dapat membuka mata masyarakat Indonesia, khususnya generasi muda, betapa pentingnya menjaga kelestarian alam dan budaya sebagai identitas bangsa.
“Jangan sakedar posting kecantikan pantai-pantai Sumba di media sosial. Peduli itu ketika kita bisa menjamah orang-orang di sana untuk membantu mereka,” kata desianer yang telah berkiprah selama 35 tahun di industri mode Tanah Air itu.
Tidak berhenti di Sumba, Edo yang 20 tahun terakhir berkeliling Indonesia untuk mengungkap potensi setiap daerah, ingin menghidupkan kembali peradaban Nusantara yang tersisa di daerah lain. Menurutnya, Indonesia adalah ‘the masterpiece of God’ atau mahakarya sang Pencipta.
“Saya berani bilang bahwa Indonesia is the masterpiece of God karena memang benar faktanya. Lalu masih tega kah kita menelantarkannya?” kata Edo.
editor ; ardi
sumber : kordanews.com