KORDANEWS-Usai diperkenalkan ke publik pada November 2015 lalu, pesawat asli karya putra-putri Indonesia yakni N219 kini memasuki fase pengujian atau tes. Sebelumnya, proses pengujian dilakukan menggunakan 4 unit prototype N219.
“Sekarang dimulai tes untuk struktur. Dimulai dengan wing structure static test, kemudian development test untuk main landing Gear,” ujar Program Manager PTDI untuk N219, Budi Sampurno kepada detikFinance, Minggu (21/8/2016)
Selain itu, para insinyur PTDI sedang melakukan statik tes artikel (TD1). PTDI juga melakukan design test dummy dan rig.
“Paralel dengan itu membuat dokumen test requirement termasuk penentuanstrain gage, kemudian test plan. Teman-teman dround test men-set peralatan untuk test case by case. Dimulai dari limit load terakhir ultimate,” sebutnya.
“Kalau sekarang ini teman-teman test lagi sinkronisasi actuator untuk mencoba 1 case dulu, tapi belum selesai. Untuk memenuhi envelope load kira-kira ada 6 case,” sebutnya.
Terkait waktu first flight atau terbang perdana yang awalnya dilakukan pada Agustus 2016, Budi menjelaskan ada beberapa hal yang perlu dilakukan revisi. Alhasil, PTDI melakukan pengujian ulang sebelum N219 melakukan penerbangan perdananya. Bila semua proses pengujian berlangsung lancar, terbang perdana N219 akan dilakukan pada akhir 2016
“Perlu diketahui test requriment yang dulu sudah di approve DGCA (Kementerian Perhubungan) minta diubah. Yang dulunya berdasarkan critical stress minta diubah berdasarkan critical load, jadi kita membuat/merevisi test requirement, test plan dan memodifikasi whifel tree juga mendefinisikan posisiactuator,” tambahnya.
Seperti diketahui, N219 merupakan pesawat penumpang berkapasitas 19 orang. Pesawat baling-baling ini, nantinya akan menjadi pesawat asli karya Indonesia bila lolos uji sertifikasi. Airbus Group sendiri bersediamembantu PTDI untuk melakukan pengujian dan sertifikasi N219.
Sebelumnya, insinyur PTDI pernah melahirkan pesawat penumpang baling-baling bermesin turboprop, N250. Pesawat yang dirancang kala era BJ Habibie gagal masuk ke tahap sertifikasi meskipun telah melakukan terbang perdana karena terpaan krisis ekonomi tahun 1998. Kini, N250 hanya menjadi besi tua dan tersimpan di markas PTDI di Bandung.
editor : ardi
sumber : detik.com