Informasi kecelakaan dibenarkan oleh Pimpinan BTN Pangkalpinang, Chris Setyawan saat dikonfirmasi Bangka Pos Group Minggu malam. Lewat sambungan telepon Chris menyebutkan saat ini ia bersama keluarga korban sedang berada di Batam.
“Iya betul, ada tiga karyawan kami yang mengalami musibah, ini
saya bersama keluarga korban lagi di Batam,” katanya.
Chris menyebutkan, korban Santi dan Rahmi ditemukan meninggal dunia sedangkan Anggun informasinya masih simpang siur.
Anggun Trisna, Pegawai Bank BTN yang dikabarkan meninggal dunia akibat kapal wisata tenggelam
“Info tentang Anggun masih simpang siur makanya kami datang langsung untuk mengetahui informasinya,” sebut Chris.
Cuaca buruk
Perahu pompong yang ditumpangi Rahmi dan rekan-rekannya bertolak dari Kota Tanjungpinang (Pulau Bintan) menuju Pulau Penyengat, sekira pukul 09.38 WIB.
Pulau Penyengat merupakan obyek wisata sejarah yang berjarak sekira 2 km dari Kota Tanjungpinang. Dalam kondisi normal, dariTanjungpinang menuju Pulau Penyegat, hanya perlu waktu 15 menit menumpang perahu pompong.
Ketika musibah terjadi ada dua orang, Wendy (25) dan Endrian (20), langsung memberi pertolongan kepada para penumpang perahu pompong.
“Kami berdua yang paling pertama menceburkan diri ke laut untuk menolong korban. Kemudian, sejumlah orang dari Korps Marinir dan Kesatuan Pelaksana Pengaman Pelabuhan (KP3) ikut turun membantu,” ungkap Wendy saat ditemui di halaman Ocean Corner, Tepi Laut Tanjungpinang, Minggu siang.
Endrian mengatakan kecelakaan laut itu terjadi sekitar pukul 09.30 WIB. Saat itu, terjadi hujan lebat di sekitar Tanjungpinangdan Pulau Penyengat. Angin kencang yang menyertai hujan lebat tidak berlangsung lama.
“Wah, lihat cuacanya saja kami merasa ngeri sekali. Kami jadi takut. Makanya kami heran, kok tekong (pengemudi) pompong itu berani berlayar ke sana,” ujar Wendy.
Menurut Wendy, tidak ada satupun kapal yang berani berlayar saat kondisi cuaca seperti itu. Namun, ada satu pompong yang berani berlayar di tengah ombak yang begitu besar dan angin kencang di laut antara Tanjungpinang dan Pulau Penyengat.
Tak pelak pompong itu terbalik dan tenggelam. Para penumpang berteriak-teriak meminta tolong. “Kami dengar teriakan mereka lalu kami terjun ke laur. Kami lihat mereka angkat tangan ke atas sambil berteriak meminta tolong,” tambah Wendy.
Endrian dan Wendy tidak peduli lagi pada kondisi diri mereka sendiri. Tak menggunakan perahu atau pelampung, mereka langsung berlari menghampir korban. Keduanya mendapati para korban dalam kondisi sangat mengenaskan.
“Ada yang masih bisa menangkat tangannya. Tetapi ada yang kakinya saja terangkat. Beberapa sudah mengapung,” ungkap Endrian.
Perjalanan Terakhir Rahmi
RAHMIYANA yang hobi traveling itu tak pulang lagi ke rumahnya. Dia bersama dua temannya karyawati BTN CabangPangkalpinang menjadi korban pompong yang tenggelam saat berlayar ke Pulau Penyengat, Kepulauan Riau.
Rumah duka Rahmi di Jalan Jering, Desa Baturusa, Kecamatan Merawang, Bangka itu ramai disinggahi pelayat. Rencananya jenazah alumni SMA 1 Sungailiat yang disapa Rahmi alias Rahmek itu akan dibawa dari Batam.
“Jenazahnya sudah ditemukan tadi sore, rencananya mau dibawa, tetapi batal. Mudah-mudahan senin pagi,” kata Zaironi Jakfar, orangtua Rahmi.
Rahmi bersama dua rekannya sesama karyawati BTN CabangPangkalpinang, Santi dan Anggun liburan ke Kepri.
“Berangkatnya Jumat kemarin, dia liburan saja,” kata Zaironi.
Sebuah pompongyang berlayar dari pelabuhanTanjungpinang ke Pulau Penyengat tenggelam, Minggu (21/8) pagi. Insiden terjadi akibat cuaca buruk.
Saat ini kakak Rahmi, sudah berada di Batam untuk memantau kondisi dan membawa pulang jenazah Rahmi.
Rahmi yang masih lajang memang terbiasa traveling. Terakhir kali ia jalan ke Bangkok.
“Memang hobi jalan-jalan dia ini, tempo hari ke Singapura. Terakhir ketemu pas arisan keluarga, masih ketawa-ketawa siapa yang nyangka musibah,” kata Khairul, sepupu Rahmi. (tea)
–
Angin Puting Beliung
* Pukul 09.00 WIB: Cuaca buruk, angin puting beliung, muncul di sekitar pulau Penyengat
*Pukul 09.15: Hujan lebat dan ombak besar terjadi di laut antara Kota Tanjungpinang dan Pulau Penyengat.
*Pukul 09.30: Perahu pompong yang dinakhodai Said Amarol dan membawa 16 penumpang berlayar dari Tanjungpinang ke pulau Penyengat.
*Pukul 09.38: Perahu pompong tenggelam setelah diterjang ombak besar
*Pukul 09.45: Dua pemuda, Endrian dan Wendy terjun ke laut untuk mulai bantu korban