Jakarta – Menteri Pertahanan Ryamizard Ryacudu menegaskan pentingnya intelijen pertahanan di kementeriannya. Badan intelijen ini disebut Ryamizard membantu mengetahui situasi pertahanan negara, dilansir detik.com
“Coba cari di dunia yang Kemenhan yang nggak ada intelijen cuma kita. Cuma kita bodohnya,” kata Ryamizard kepada wartawan usai acara haul Taufiq Kiemas di Jalan Teuku Umar, Jakpus, Rabu (8/6/2016).
Ryamizard kembali mengulang jawaban yang sama saat ditanya soal realisasi termasuk tumpang tindih keberadaan intelijen Kemenhan dengan BIN.
“Kemenhan yang nggak ada intelnya itu cuma kita,” ujarnya.
Sebelumnya Ryamizard mengatakan saat ini Kemenhan tidak memiliki lembaga intelijen. Kondisi ini bermula ketika dipisahkannya Kemenhan dengan ABRI pasca reformasi tahun 1998.
“Sejak reformasi, dulu ABRI dengan kementerian (pertahanan) jadi satu. Kemudian dipisah. Dengan dipisah, ini ada kekosongan,” ujar Ryamizard di Aula Bhinneka Tunggal Ika Kemenhan, Jl Medan Merdeka Barat, Jakarta Pusat, Senin (6/6).
Kekosongan yang dimaksud Ryamizard, Kemenhan selalu mendapatkan informasi menyangkut pertahanan dari ABRI. Padahal, idealnya dalam satu negara seharusnya ada empat lembaga intelijen.