Home Ekonomi Tiga Pabrik Gula Akan Beroperasi Di Sumsel

Tiga Pabrik Gula Akan Beroperasi Di Sumsel

KORDANEWS- Pemerintah Provinsi Sumatera Selatan terus berupaya mewujudkan Sumsel sebagai daerah Swasembada gula sebagai bentuk dukungan atas kebijakan Pemerintah Pusat dalam mewujudkan Swasembada Gula Nasional.

Hal tersebut diungkapkan Gubernur Sumsel H Herman Deru dalam pidato tertulisnya yang dibacakan Asisten I Bidang Pemerintahan dan Kesra Setda Pemprov. Sumsel, DR H Achmad Najib. Ketika membuka Pembukaan Focus Group Discussion (FGD) dengan tema “Dukungan Swasembada Gula, Budidaya dan Sistem Panen Tebu Perkebunan Tebu di Sumsel”, bertempat di Hotel Swarna Dwipa Palembang, Kamis (10/1).

“Kometmen kita dalam mewujudkan Sumatera Selatan lumbung pangan tentunya sejalan dengan kebijakan pemerintah pusat swasembada pangan. Pemerintah Provinsi Sumsel mendukung kontribusi, berproduksi gula guna mewujudkan Swasembada Gula Nasional,” ucapnya.

Lebih lanjut DR H Achmad Najib menambahkan, sekarang ini ada empat perusahaan perkebunan tebu yang beroperasi di Sumatera Selatan yakni PTPN7 Cinta Manis, PT Laju Perdana Indah (LPI), PT Pratama Nusantara Sakti dan PT Pemuka Sakti Manis Indah. Namun untuk pabrik gula yang telah beroperasi saat ini ada dua yakni PTPN7 Cinta Manis dan PT LPI.

“Namun ada diantaranya dari empat perkebunan itu yang lokasi kebun tebunya masuk dalam wilah Provinsi Lampung. Diharapan pada tahun 2019 ini akan segera peropetasi pabrik gula PT Pratama Nusantara Sakti,” tambahnya.

Terkait dengan produksi gula di dua pabrik yang telah beroperasi PTPN7 Cinta Manis dan PT LPI sepanjang tahun 2018 lalu sebesar 77.670 ton. Sementara itu konsumsi gula Sumsel sebesar 79.002 ton/tahun. Kondisi tersebut sedikit terjadi kekurangan produksi untuk memenuhi kebutuhan gula di Sumsel yakni sebesar 2,670 ton/tahun.

“Kita harapkan dengan beroperasinya pabrik gula PT Pratama Nusantara Sakti pada tahun 2019 ini. Akan dapat mencukupi kebutuhan gula sendiri bahkan berkontribusi dalam mewujdukan Swasembada gula, Nasional” tandasnya sembari menyebutkan produksi gula nasional pada tahun 2018 lalu baru mencapai 2,14 juta ton. Sementara kebutuhan gula nasional mencapai 6,8 ton.

Sementara itu Kepala Dinas Perkebunan Provinsi Sumsel H Fakhrurrozi Rais dalam laporannya menyebutkan tujuan digelarnya FGD, untuk mendukung pencapaian swasembada gula nasional, juga untuk menghidupkan iklim investasi di subsektor perkebunan khususnya tebu dilahan marginal, rawa basa di Sumsel. Disamping itu tujuan FGD adalah mengkaji teknologi budidaya tebu dan system penen tebu yang tepat untuk di terapkan di Sumatera Selatan.

“Melalui FGD ini kita harapkan akan medapatkan kesimpulan yang bermanfaat dalam mengatasi semua kendala dibidang perkebunan tebu di Sumsel,” tambahnya.

Dia merinci beberapa lahan terbu di Sumsel merupakan lahan basah atau rawa dan lebak. Bukan lahan gambut, lahan berkontur tidak rata atau bergelombang. Sehingga sangat sulit penen menggunakan alat mesin panen secara mekanis.

editor : red

Tirto.ID
Loading...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here