KORDANEWS- Pemerintah tengah gencar mensosialiasikan keuangan inklusif (financial inclusion) dan Gerakan Nasional Non-Tunai (GNNT). Mendorong hal tersebut, Telkomsel lakukan pengembangan layanan keuangan digitalnya melalui produk T-Cash yang sudah lama diperkenalkan sebelumnya. .
Caranya dengan menjalin kemitraan dengan berbagai institusi dan perusahaan, sehingga membuka akses yang lebih luas bagi masyarakat dalam menikmati layanan keuangan, termasuk membantu sektor usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM).
Direktur Utama Telkomsel, Ririek Adriansyah, mengatakan, layanan keuangan digital mampu dukung laju pertumbuhan ekonomi. “Kami yakin dapat menjadi media yang efektif untuk mewujudkan percepatan inklusi layanan keuangan digital untuk semua masyarakat Indonesia,” katanya di sela-sela berlangsungnya World Islamic Economic Forum (WIEF) Ke-12 di Jakarta.
Menurutnya, Telkomsel telah bekerja sama dengan pemerintah untuk melakukan uji coba pemanfaatan T-Cash. Hal itu menjadi alternatif solusi mekanisme penyaluran non-tunai bantuan pangan dan sosial bersama Tim Nasional Percepatan Penanggulangan Kemiskinan (TNP2K). Total penerima bantuan sebanyak 1.500 orang.
“Jadi, merupakan bagian dari persiapan implementasi penyaluran non-tunai bantuan pangan dan sosial tahun 2017 oleh pemerintah kepada 15 juta penerima manfaat. Kerja sama ini bertujuan untuk meningkatkan distribusi bantuan sosial secara non-tunai menjadi lebih tepat sasaran, tepat waktu, tepat jumlah, dan tepat administrasi.
Apalagi, populasi masyarakat yang belum terjangkau layanan perbankan (unbanked), Telkomsel juga telah menjalin kerja sama dengan BTPN untuk menghadirkan layanan keuangan terbaru berupa layanan ketersambungan antara uang elektronik T-Cash dengan tabungan BTPN Wow! Layanan keuangan terhubung pertama di Indonesia ini hadir untuk memberikan kemudahan bertransaksi dan menabung melalui ponsel, mengkombinasikan kekuatan produk dan jaringan telekomunikasi dengan produk dan jaringan perbankan.
Telkomsel juga aktif bekerja sama dengan komunitas untuk mengembangkan cash-less ecosystem, seperti dengan Muslimat Nahdlatul Ulama (MNU) untuk memfasilitasi kebutuhan transaksi jual-beli dan pembayaran secara non-tunai melalui layanan T-Cash bagi 30.000 anggota komunitas Perempuan Nusantara (Penara), dan dengan komunitas Daarut Tauhid.
“Ke depannya, layanan ini berpotensi untuk dikembangkan di 3.000 pesantren di Indonesia, serta berbagai komunitas petani maupun komunitas ekonomi menengah ke bawah lain yang belum terjangkau layanan keuangan formal,” tukasnya. (rel/yda)
editor : ardi
sumber : kordanews.com