KORDANEWS – Demensia atau sering disebut sebagai penyakit pikun pada orang usia lanjut, merupakan kondisi yang sulit dideteksi sejak dini. Meski demikian, Anda dapat mengenalinya dari beberapa ciri-ciri tertentu. Demikian juga, penting untuk mengetahui perbedaan demensia dengan kondisi yang sering dianggap memiliki ciri yang mirip, yaitu delirium dan depresi. Hal ini akan mempermudah Anda menentukan pertolongan yang dapat Anda lakukan.
Mengenali demensia dan ciri-cirinya
Sebelum mengenali lebih jauh perbedaan demensia dengan delirium dan depresi, maka kenali terlebih dahulu tanda dan ciri demensia.
Umumnya pasien demensia tidak menyadari dirinya mengalami demensia, keluarganya juga baru akan menyadari perubahan pada pasien jika pasien sudah tidak dapat menjalani kehidupan sehari-hari secara mandiri.
Secara medis, tanda-tanda awal seseorang mengalami demensia adalah sering melupakan janji yang dibuat, sulit memahami atau mengingat instruksi, serta tidak dapat merawat kebersihan tubuh.
Ada berbagai tipe demensia, yaitu Alzheimer, demensia vaskular (misalnya, karena stroke), demensia frontotemporal, Lewy-body dementia, dan lain-lain. Tipe yang paling sering adalah Alzheimer dan demensia vaskular. Anda perlu mengetahui bahwa demensia bukanlah suatu proses yang normal dari proses penuaan, sehingga harus mendapat penanganan khusus.
Untuk mengetahui lebih jelas tentang demensia, inilah ciri-cirinya.
-Bersifat kronis dan biasanya berbahaya, tergantung penyebab.
-Terjadi perlahan-lahan namun terus-menerus dan berlangsung dalam jangka waktu lama.
-Kesadaran dan kewaspadaan normal.
-Dapat memusatkan perhatian dengan baik.
-Sulit mengingat hal-hal yang terjadi sekarang dan masa lalu.
-Kemampuan berpikir terganggu, sulit menilai sesuatu, dan susah menemukan kata-kata saat berbicara.
-Tidak mengalami ilusi, halusinasi, dan delusi serta dapat membedakan kenyataan dan khayalan.
Pola tidur biasanya normal.
Apakah perbedaan delirium dan depresi dengan demensia?
Jika demensia dapat dikenali dari tanda dan ciri-ciri di atas, maka ketahui perbedaan demensia dengan delirium dan depresi dari penjelasan berikut.
Delirium
Delirium dalam bahasa sehari-hari dikenal sebagai kebingungan akut. Menurut data, 10-30% lansia yang dirawat di rumah sakit mengalami masalah ini. Jika Anda mengamati seseorang mengalami kebingungan, apatis, dan tidak bersemangat, Anda patut mencurigai bahwa orang tersebut mengalami delirium.
Ciri khas delirium adalah adanya suatu penyakit yang mendasarinya. Pada lansia, penyebab paling sering adalah infeksi saluran kemih. Selain itu, penyakit lain juga dapat mendasari, seperti gangguan kelenjar tiroid, jantung koroner, stroke, gangguan elektrolit, dan penyakit ginjal.
Mengonsumsi obat tertentu, seperti difenhidramin, benzodiazepine, dan obat penghilang rasa sakit golongan narkotika, juga berkontribusi sebagai penyebab delirium.
Untuk lebih jelasnya, mari simak perbedaan demensia dengan delirium melalui ciri-ciri delirium berikut ini.
-Bersifat akut atau subakut, tergantung penyebab.
-Terjadi mendadak dan berlangsung dalam waktu singkat, bisa selama beberapa jam hingga kurang dari satu bulan.
-Kesadaran menurun dan kewaspadaan berubah-ubah.
-Sulit memusatkan perhatian.
-Sulit mengingat hal-hal yang terjadi sekarang.
-Kemampuan berpikir terganggu dan pikiran tidak terstruktur.
-Dapat mengalami ilusi, halusinasi, dan delusi serta sulit membedakan kenyataan dan khayalan.
-Pola tidur terganggu.
-Depresi













