Sport

Mengenal Gejala Postpartum Depression

×

Mengenal Gejala Postpartum Depression

Share this article

Membesarkan seorang anak tentunya memerlukan biaya. Masalah keuangan membuat kebutuhan bayi jadi sulit terpenuhi. Ketika dukungan dari pasangan tak cukup, ditambah dengan kurangnya pendidikan dan keterampilan kerja yang dimiliki ibu, perasaan putus asa yang semakin menjadi inilah yang akhirnya mendorong amarah.

pasangan perfeksionis
Selanjutnya adalah konflik dengan pasangan. Kekerasan dalam rumah tangga atau kurangnya kontribusi pasangan dalam memberi dukungan emosional, pengasuhan, dan keuangan adalah hal-hal yang memicu ketidakberdayaan.

Depresi juga rentan dialami oleh para ibu yang kehamilannya tak diharapkan. Biasanya hal ini terjadi pada ibu muda ketika pasangannya tak mau bertanggung jawab. Sehingga, kehamilan ini menempatkannya pada situasi sulit yang tak pernah diperkirakan sebelumnya.

Selain faktor ketidakberdayaan, postpartum rage juga bisa terjadi karena realita menjadi seorang ibu yang tak sesuai dengan ekspektasi.

Ibu merasa bahwa dirinya telah gagal mencapai standar keibuan yang diidealkan, misalnya ketika ibu tidak berhasil memberikan ASI untuk bayinya. Alasan ini banyak terjadi pada ibu yang baru memiliki anak pertama.

Beberapa hal lain meliputi perbedaan pola asuh dengan mertua, pasangan yang tak bisa memenuhi kebutuhan ibu, serta peristiwa yang membuat stres seperti kehilangan orang terdekat turut menjadi faktor penyumbang amarah yang dirasakan ibu saat mengalami depresi.

Segera cari bantuan pada profesional
Konsultasi psikologis
Kebanyakan ibu enggan untuk mencari pertolongan karena rasa takut akan dicap sebagai ibu yang buruk. Terlebih, citra seorang ibu yang identik dengan sosok hangat dan penyayang membuat banyak orang menganggap amarah menjadi emosi yang sebaiknya tak dilakukan.

Padahal, hal ini bukanlah sesuatu yang memalukan atau bahkan menjadi aib. Ada kalanya ibu merasakan banyak kekhawatiran serta ketakutan akan tak mampu mengurus bayi dengan baik. Semakin lama dibiarkan, nantinya kondisi ini malah akan berdampak buruk untuk kesehatan ibu sendiri.

Oleh karena itu, bila Anda mengalaminya, jangan ragu untuk segera mencari pertolongan kepada orang lain. Anda bisa mendatangi psikolog atau ahli kesehatan jiwa yang telah berlisensi.

Karena postpartum rage berkaitan erat dengan depresi postpartum, pendekatan yang dilakukan akan serupa. Nantinya, Anda diminta untuk memberitahukan gejala-gejala lain yang sekiranya telah mengganggu aktivitas Anda.

ayah asi
Hal ini bisa dilakukan lewat psikoterapi atau terapi bicara. Anda dan terapis akan bekerja sama untuk membuat strategi yang akan dilakukan dalam membantu pengendalian emosi. Dokter juga mungkin akan memberikan obat seperti antidepresan bila perlu.

Beritahukan pada pasangan dan keluarga Anda tentang kondisi yang sedang dirasakan. Memang, rasa takut akan dipandang negatif normal adanya. Namun, dukungan dari orang-orang di sekitar juga dibutuhkan untuk pemulihan Anda.

Selama menjalani proses tersebut, titipkanlah anak Anda pada orang tua, sahabat, atau orang-orang yang terpercaya. Hal ini perlu dilakukan agar Anda bisa mendapat lebih banyak waktu untuk beristirahat. Lakukan juga berbagai aktivitas pendamping lainnya seperti berolahraga ringan dan meditasi.

Ingatlah bahwa Anda bukan satu-satunya yang mengalami hal ini. Yakinkan diri bahwa semuanya akan berangsur baik bila dibarengi dengan usaha dan dukungan untuk melewatinya.(Hellosehat)

Editor : John.W

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *