“Pada prinsipnya, menjaga kehamilan bayi tabung dan kehamilan biasa itu sama saja. Cuma, kembali lagi IVF itu kan faktornya ada tiga, dari pria yakni masalah sperma, dan faktor ibu yakni sel telur dan saluran jalan rahim. Kalau ada sesuatu di jalan rahimnya, pastinya perlu ada proteksi ekstra. Nah, kalau faktornya terkait sel telur atau sperma, serta tidak ada kelainan hormonal, sepertinya hormon alami akan memproteksi dengan sendirinya,” ungkap dr David.
“Tapi, jika ada masalah di saluran jalan rahim, seperti ada polip, atau dinding rahim terlalu tipis, atau faktor lainnya, biasanya akan didukung untuk terapi hormonalnya. Pencegahannya lebih maksimal,” tutur dr. David.
Namun, dr. David juga tidak menyalahkan jika ada masyarakat menganggap bahwa kehamilan bayi tabung itu ringkih. Toh, memang persentase keberhasilannya tidak selalu memuaskan.
Meski begitu, sebenarnya bagi pasangan yang mengikuti program bayi tabung, proteksi kehamilan sudah dilakukan sejak awal mengikuti program ini. Seperti di Klinik Fertilisasi Bocah Indonesia ini, mereka akan memantau setiap langkahnya.
Di sisi lain, kalau memang sudah dinyatakan hamil, pasangan bisa memeriksakan diri ke dokter kandungan biasa alias tidak harus kembali ke klinik.
“Proteksi ekstra sebenarnya bisa dilakukan sejak awal penempelan (sperma dan sel telur). Sebelum kehamilan, ada fase luteal namanya yang berfungsi untuk mempertahankan dinding rahim. Pada fase ini hormon progesteron stabil, biasanya bisa sampai dua bulan untuk mendukung implantasi maksimal. Ketika pembuahan sudah berhasil, kebijakan dari klinik ini, pasangan disarankan untuk mengecek kehamilan ke dokter spesialis kandungan terdekat dan tidak perlu kembali ke klinik khusus fertilisasi. Kami hanya mengawal sampai kehamilan dinyatakan positif,” kata dr. David.
Namun secara umum, dr. David mengatakan bahwa kehamilan pada dua bulan awal adalah fase yang rentan, berbeda dengan ibu yang hamil alami.
“Seandainya terjadi kegagalan pun peluangnya masih banyak untuk bisa hamil lagi. Pada kasus bayi tabung, karena sudah menanti dalam waktu panjang, biaya yang tidak sedikit, faktor psikologis juga berat, maka kami fokus menjaganya seaman mungkin. Pasien diminta untuk menghindari gerakan aktivitas terlalu berat, seperti berenang atau lari. Selain itu, pokoknya segala hal yang memicu infeksi, kami akan proteksi secara ekstra,” tegas dr. David.
Jadi, wajar saja kalau pasangan yang mendapatkan kehamilan lewat bayi tabung memproteksi kehamilan secara ekstra. Selain persentase keberhasilan tak selalu memuaskan, untuk bisa menjalani program ini memakan waktu dan biaya yang tidak sedikit. Namun Anda dan pasangan jangan cepat menyerah, ikuti anjuran dokter supaya kesehatan kandungan selalu terjaga.
Editor :John.W













