kordanews- Festival Danau Sentani adalah festival pariwisata tahunan yang diadakan di sekitar Danau Sentani. Festival ini selalu diisi dengan tarian-tarian adat di atas perahu, tarian perang khas Papua, upacara adat seperti penobatan Ondoafi, dan sajian berbagai kuliner khas Papua.
Tarian perang khas Papua lebih mengarah pada karya seni pertunjukkan periode prasejarah. Di mana masyarakat Papua tetap menjaga dan melestarikan tarian tersebut hingga kini sebagai bentuk penghormatan terhadap nenek moyang dan harga diri sebuah bangsa atau suku.
Mereka percaya bahwa sejak dahulu nenek moyang masyarakat Papua selalu berharap bahwa budaya yang telah diwariskan kepada setiap generasi tidak luntur, tidak tenggelam dan tidak terkubur oleh berbagai perkembangan zaman yang kian hari kian bertambah maju. Seperti halnya budaya tarian-tarian yang telah mereka ciptakan dengan berbagai gelombang kesulitan, kesusahan dan keresahan tidak secepat dilupakan oleh generasi berikutnya.
Pada jaman pra-sejarah, tidak sedikit catatan yang mengisahkan peperangan antarsuku di Papua. Seperti halnya tarian perang Velabhea, yaitu tarian yang mengisahkan perang suku di Sentani. Masyarakat Papua menggunakan tarian perang untuk memberi dorongan spiritual dalam menghadapi peperangan.
Seiring perkembangan zaman dan peraturan pemerintah yang melarang keras adanya peperangan antarsuku, tarian ini kini hanya menjadi tarian penyambut kedatangan tamu di tanah Papua. Seperti tarian Isolo atau disebut juga tarian perang diatas perahu yang biasa menjadi sajian utama dalam pembukaan FDS.













