Lebih lanjut dikatakannya, empat program tersebut diimplementasikan dengan pertama, optimalisasi pasar murah bersama dengan rilis jadwal pasar murah bersama dan perluasan informasi melalui iklan layanan masyarakat. Optimalisasi pasar murah tersebut juga didukung dengan digitalisasi melalui kehadiran pembayaran QRIS dan penguatan aplikasi marketplace “SIBEJAJO”. Kedua, peningkatan pasokan melalui perluasan Kerja sama Antar Daerah (KAD) yaitu antara Kota Lubuklinggau dan Kota Palembang dengan Rejanglebong (Bengkulu) untuk komoditas cabai merah. Ketiga, modernisasi pertanian dengan bantuan alsintan (tractor, cultivator, pompa), mesin pengolahan pupuk organik, serta sarana digital farming (alat deteksi cuaca, alat pemupukan otomatis). Keempat, peningkatan produksi melalui Gerakan Tanam dengan penyaluran 78.000 benih cabai merah, implementasi green house produk hortikultura, serta edukasi 1.000 petani milenial. Program tersebut akan memperkuat GSMP yang diharapkan mendorong keluarga mandiri pangan dengan merubah mindset masyarakat dari pembeli menjadi penghasil. Melalui GSMP, setiap rumah tangga didorong untuk bisa memanfaatkan lahan pekarangan sebagai sumber pangan melalui pemberian bibit, edukasi keahlian bercocok tanam, serta penanganan pasca panen.
Bank Indonesia bersama dengan TPID senantiasa bersinergi dan berinovasi dalam menjaga stabilitas harga melalui penguatan implementasi kerangka 4K (Ketersediaan Pasokan, Kelancaran Distribusi, Keterjangkauan Harga, dan Komunikasi Efektif). GNPIP berupaya mengoptimalkan langkah pengendalian harga terutama melalui pengelolaan suplai pangan, termasuk mendorong produksi menuju ketahanan pangan yang integratif dan masif guna mendukung tercapainya sasaran inflasi. (eh)
Editor : Admin.













