KORDANEWS -Tim Nasional Indonesia saat ini tengah menjalani pemusatan latihan (TC) di Bali sebagai persiapan krusial menghadapi laga Kualifikasi Piala Dunia 2026 zona Asia. Selama berada di Pulau Dewata, skuad Garuda menempati The Meru Sanur, sebuah hotel mewah yang sebelumnya dikenal sebagai Bali Beach Hotel, berdiri megah di bibir Pantai Sanur.
Hotel ini, yang merupakan salah satu properti milik BUMN di bawah naungan InJourney dan bagian dari Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) Sanur, menjadi sorotan bukan hanya karena kemewahannya, tetapi juga sejarah dan cerita unik di baliknya.
Sejarah dan Kemewahan di Bangunan Tertinggi Bali
The Meru Sanur, yang terdiri dari 10 lantai dengan total 184 kamar, merupakan bangunan tertinggi di Bali. Hotel ini pertama kali dibuka pada tahun 1966 dan dikenal sebagai tempat favorit Presiden pertama Republik Indonesia, Ir. Soekarno.
Setelah mengalami renovasi besar-besaran pada tahun 2022, hotel ini resmi dibuka kembali pada tahun 2024 dengan nama baru The Meru Sanur. Sejak saat itu, hotel ini kerap menjadi lokasi pilihan untuk agenda-agenda kenegaraan. Ketua Umum PSSI, Erick Thohir, juga sering memilih The Meru Sanur sebagai tempat menginap, bahkan perayaan ulang tahun PSSI ke-95 pada 19 April 2025 lalu turut digelar di hotel ini.
Untuk menginap di The Meru Sanur, pengunjung perlu merogoh kocek cukup dalam. Per 26 Mei 2025, harga per malam berkisar antara Rp4 juta hingga Rp7 juta per kamar. Kenaikan harga ini sebanding dengan fasilitas yang ditawarkan, di mana tamu akan dimanjakan dengan kamar bergaya mewah lengkap dengan bathtub dan pemandangan langsung ke Pantai Sanur. Selain itu, tersedia layanan spa, pusat kebugaran, dan berbagai fasilitas premium lainnya.
Desain interior The Meru Sanur juga memancarkan kekayaan budaya Indonesia, dengan ornamen tradisional dan ukiran khas Nusantara menghiasi setiap sudut hotel, dilengkapi lantai marmer yang menambah kesan mewah dan elegan.
Kamar 327 dan Ritual Ngetisin Tirta Timnas Garuda
Di balik gemerlap kemewahannya, The Meru Sanur menyimpan kisah mistis yang melegenda. Pada tahun 1993, hotel ini pernah mengalami kebakaran hebat. Namun, ada satu keanehan: hanya satu kamar, yaitu kamar 327, yang tetap utuh dan tak tersentuh api.
Kamar tersebut dipercaya sebagai tempat Bung Karno sering beristirahat, dan tidak sedikit pula yang mengaitkannya dengan sosok mitos Nyi Roro Kidul. Hingga saat ini, kamar tersebut masih dipertahankan keasliannya dan menjadi bagian dari cerita spiritual yang menyelimuti hotel.
Kedatangan Timnas Indonesia ke The Meru Sanur juga diwarnai oleh momen spiritual khas Bali. Setibanya di lobi utama, para pemain seperti Jordi Amat, Nathan Tjoe-A-On, dan Rafael Struick terlihat melakukan ritual ngetisin tirta. Ritual memercikkan air suci dalam tradisi Hindu Bali ini dipercaya mampu menyucikan diri serta tempat dari energi negatif. Momen ini menjadi bentuk penghormatan Timnas terhadap budaya lokal sekaligus upaya menjaga keharmonisan spiritual selama menjalani aktivitas di Bali.
Keberadaan Timnas di The Meru Sanur bukan hanya sekadar menginap, melainkan juga bagian dari pengalaman yang memadukan persiapan fisik, kemewahan akomodasi, dan sentuhan budaya serta sejarah yang mendalam dari Pulau Dewata.
Editor : gemini