KORDANEWS – Serangan hama walang sangit kembali menghantui petani padi di Sumatera Selatan. Serangga kecil dengan aroma menyengat ini mulai terdeteksi menyerang hamparan persawahan di Desa Siring Alam, Kecamatan Tanjung Raja, Kabupaten Ogan Ilir.
Petugas pengendali organisme pengganggu tumbuhan (POPT), Khairunnisa Putri, mengatakan monitoring dilakukan pada lahan sekitar lima hektare dengan tanaman padi berusia 70 hari setelah tanam. “Jenis hama yang kami temukan adalah walang sangit dengan luas serangan 0,5 hektare dan intensitas 2,5 persen,” ujarnya, akhir pekan lalu.
Walang sangit (Leptocorisa oratorius) menjadi momok karena menyerang bulir padi pada fase pengisian. Cairan dari bulir dihisap hingga menyebabkan gabah hampa. Dampaknya bukan hanya pada jumlah panen, tapi juga kualitas beras yang kerap mengapur dan menurunkan harga jual.
Menurut Khairunnisa, di lahan tersebut juga masih ditemukan musuh alami seperti laba-laba dan Coccinellidae yang dapat menekan populasi walang sangit. Meski begitu, ia mengimbau agar petani mulai menerapkan pengendalian berbasis perangkap. “Perangkap bisa dibuat dari botol bekas air mineral yang diberi umpan bangkai keong mas atau terasi,” katanya.
Metode ini memanfaatkan bau busuk sebagai daya tarik utama. Begitu walang sangit masuk ke dalam botol, mereka akan jatuh ke air sabun yang telah disiapkan di dasar wadah. Cara ini dinilai lebih ramah lingkungan ketimbang penggunaan pestisida kimia, meski pada kondisi serangan berat bahan aktif BPMC tetap direkomendasikan.













