KORDANEW – Kunjungan kenegaraan Presiden Prabowo Subianto ke Kanada menjadi momen penting dalam hubungan bilateral Indonesia–Kanada. Dalam pertemuan resmi dengan Perdana Menteri Kanada Mark Carney, kedua pemimpin menyaksikan penandatanganan sejumlah kesepakatan strategis yang mencakup bidang perdagangan, pertahanan, hingga kerja sama keamanan.
Fokus Utama: ICA-CEPA
Salah satu pencapaian utama dalam kunjungan ini adalah disepakatinya Indonesia-Canada Comprehensive Economic Partnership Agreement (ICA-CEPA). Perjanjian ini menjadi perjanjian dagang komprehensif pertama Kanada dengan negara anggota ASEAN.
Menurut estimasi, ICA-CEPA berpotensi mendorong nilai ekspor Indonesia ke Kanada hingga USD 11,8 miliar pada 2030. Dengan pasar Kanada yang besar dan terbuka, perjanjian ini diproyeksikan memberi peluang bagi berbagai sektor, mulai dari produk manufaktur, hasil pertanian, hingga industri kreatif.
Kerja Sama Pertahanan dan Keamanan
Selain sektor perdagangan, kedua negara juga menandatangani nota kesepahaman di bidang pertahanan dan keamanan. Kesepakatan ini meliputi penguatan kapasitas militer, pertukaran informasi strategis, serta peluang kerja sama dalam misi perdamaian internasional.
Langkah ini dianggap penting mengingat posisi strategis Indonesia di kawasan Indo-Pasifik dan peran Kanada sebagai anggota G7. Kolaborasi pertahanan diharapkan dapat mendukung stabilitas dan keamanan kawasan.
Dorongan Hubungan Ekonomi yang Lebih Luas
Tak hanya soal perdagangan besar, kunjungan ini juga membuka pintu bagi kerja sama bisnis langsung antara perusahaan Indonesia dan Kanada. Sejumlah MoU ditandatangani untuk mendorong investasi di bidang energi terbarukan, teknologi ramah lingkungan, hingga pendidikan tinggi.