Langkah kecil ini membuat warga semakin sadar pentingnya menjaga kebersihan lingkungan sekaligus mendapat manfaat ekonomi.
Kini, di tangan Rusli dan para pekerjanya—termasuk mereka yang tengah berjuang sembuh dari gangguan jiwa—limbah gorengan berubah wujud menjadi sumber kemandirian. Dari selokan yang dulunya tercemar, kini mengalir inspirasi tentang kepedulian, pemberdayaan, dan harapan baru.
“Dulu limbah bikin masalah, sekarang justru jadi solusi. Kami ingin terus menularkan semangat ini agar makin banyak yang sadar bahwa sampah pun bisa menyembuhkan,” tutup Rusli dengan senyum penuh makna.

Program pemberdayaan ini mendapat dukungan penuh dari Pertamina Patra Niaga Sumbagsel, yang melalui program CSR-nya sejak 2023 telah membina PASTA 30 dengan menyediakan alat pengolahan seperti spinner, press, dan rumah produksi.
Menurut Wachid Siambar, perwakilan AFT SMB II Pertamina Patra Niaga Sumbagsel, inisiatif ini merupakan bagian dari upaya Pertamina mendorong pengelolaan limbah rumah tangga yang berkelanjutan. Namun yang paling berharga, kata Wachid, adalah dampak sosial yang dihasilkan.
“Selain manfaat lingkungan, kami ingin kegiatan ini juga memberi ruang bagi ODGJ untuk pulih dan produktif. Di Talang Betutu sendiri ada sekitar 330 ODGJ yang dikelola oleh Yayasan Bagus Mandiri Insani. Mereka dilatih beraktivitas untuk mempercepat kesembuhan. Dari pantauan dokter,” ungkap Wachid.
Pertamina juga turut mendukung kegiatan sosial yayasan tersebut dengan memberikan fasilitas dan pelatihan bagi para klien ODGJ yang siap bekerja. Hasilnya, mereka kini bisa ikut terlibat langsung dalam pengelolaan minyak jelantah tiga kali seminggu bersama tim PASTA 30.
“Syarat ODGJ itu harus 80 persen sudah sembuh dan baru kita ikutkan proses teknis pengelolaan minyak jelantah,”kata dia.
buatkan judul yang menarik untuk lomba feature pertamina tanpa plagiat
Editor : Admin













