KORDANEWS – Drama besar sedang berlangsung di Tesla menjelang Rapat Umum Pemegang Saham (RUPS) tahunan. Ketua Dewan Tesla, Robyn Denholm, telah mengirimkan surat darurat kepada para pemegang saham, mendesak mereka untuk menyetujui paket kompensasi CEO Elon Musk senilai hampir $1 triliun (sekitar Rp 15.000 triliun).
Peringatan Denholm sangat tegas: jika paket gaji berbasis kinerja yang ambisius ini ditolak, Tesla berisiko kehilangan “waktu, talenta, dan visi” Musk, yang pada akhirnya dapat menurunkan nilai perusahaan secara signifikan.
Bukan Sekadar Mobil, Ini Tentang AI dan Visi
Paket gaji kontroversial ini pertama kali diusulkan pada September tahun ini. Kompensasi ini bukan berupa gaji tunai, melainkan terdiri dari 12 tahap opsi saham yang hanya akan diberikan kepada Musk jika Tesla mencapai serangkaian target kinerja yang luar biasa ambisius.
Target utamanya termasuk meningkatkan kapitalisasi pasar perusahaan hingga $8,5 triliun, meningkat lebih dari 500% dari valuasi saat ini, serta mencapai tonggak penting dalam pengembangan teknologi Full Self-Driving (FSD), robotaksi, dan robot humanoid Optimus.
Dalam suratnya, Denholm menjelaskan bahwa risiko kehilangan Musk sangat besar, terutama karena Tesla sedang berada di “titik balik kritis” di mana fokus perusahaan tidak lagi hanya pada mobil listrik, melainkan menjadi pemimpin global di bidang Kecerdasan Buatan (AI) dan robotika.
“Tanpa Elon, Tesla bisa kehilangan nilai yang signifikan, karena perusahaan kita mungkin tidak lagi dihargai atas apa yang kita tuju: kekuatan transformatif yang menata ulang blok bangunan fundamental mobilitas, energi, dan tenaga kerja,” tulis Denholm.
Bukan Uang, Tapi Kontrol Voting?
Denholm menegaskan bahwa tujuan utama paket ini bersifat dua arah:
Mempertahankan dan memotivasi Elon untuk memimpin Tesla setidaknya selama 7,5 tahun ke depan.
