JAKARTA — Ekonomi Indonesia tumbuh sebesar 5,17% secara year-on-year (yoy) pada kuartal III/2018, lebih tinggi dibandingkan dengan pertumbuhan kuartal yang sama tahun lalu yang sebesar 5,06% yoy.
Sementara itu, produk domestik bruto (PDB) total sebesar Rp3.835,6 triliun.
Secara kuartalan, pertumbuhan yang terjadi sebesar 3,09% pada kuartal III/2018 atau lebih rendah dari pertumbuhan pada kuartal sebelumnya yang sekitar 5,27%.
kordanews – Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Suhariyanto menyatakan ini merupakan capaian yang baik mengingat lompatan pada kuartal sebelumnya lebih karena faktor Lebaran dan Tunjangan Hari Raya (THR). Tetapi, angka tersebut masih di bawah target pertumbuhan ekonomi 2018 yang sebesar 5,4% dan outlook 2018 di level 5,2%.
“Perekonomian global cenderung melambat kecuali di AS. Di beberapa negara maju mengalami perlambatan, termasuk di beberapa negara yang menjadi tujuan utama ekspor Indonesia,” ujarnya dalam konferensi pers di Gedung BPS, Jakarta, Senin (5/11/2018).
Suhariyanto pun menuturkan faktor persiapan Pemilu legislatif (Pileg) dan Pemilu Presiden (Pilpres) turut serta mendorong pertumbuhan konsumsi Lembaga Non Profit yang Melayani Rumah Tangga (LNPRT).
Dari sisi lapangan usaha secara kuartalan, seluruhnya tumbuh positif dengan pertumbuhan tahunan paling bagus disumbang oleh sektor informasi dan komunikasi sebesar 8,98% dan jasa perusahaan 8,67%. Namun, pertumbuhan tersebut tidak berdampak signifikan karena struktur PDB masih didominasi industri olahan dan pertanian.
Sementara itu, industri masih berperan besar dengan pertumbuhan 4,33% secara yoy, sektor pertanian 3,62%, sektor perdagangan 5,26%, konstruksi 5,79%, dan pertambangan 2,68%. Dengan demikian, PDB secara lapangan usaha terutama disumbangkan oleh industri pengolahan, pertanian dan perdagangan.
Adapun PDB secara pengeluaran menunjukkan konsumsi rumah tangga naik 5,01% secara yoy dengan bobot kontribusi 55,26%. Capaian ini lebih rendah dari pertumbuhan konsumsi kuartal II/2018 yang sebesar 5,14%.













