Pertumbuhan konsumsi rumah tangga ini ditopang oleh penjualan eceran yang naik 4,21%, wholesale mobil tumbuh 8,7% atau meningkat signifikan dibandingkan kuartal III/2018 yang berada di level 1,17%.
Selain itu, total transaksi kartu debit, kredit dan uang elektronik tumbuh 11,94% atau lebih baik dari kuartal III/2017 yang naik 11,05%.
Namun, pertumbuhan ekspor masih kalah dari pertumbuhan impor. Dengan demikian, perdagangan internasional masih menjadi pemberat bagi pertumbuhan ekonomi nasional.
Per kuartal III/2018, impor tumbuh 14,06% sedangkan ekspor hanya 7,52%. Dengan demikian, terjadi perlambatan 0,67% akibat dari tingginya tekanan impor.
Di sisi lain, konsumsi pemerintah tumbuh 6,28% secara yoy pada kuartal III/2018.
“Realisasi belanja barang dan jasa tumbuh 24,88%, belanja pegawai tumbuh 16,54%. Terjadi kenaikan juga pada kontribusi sosial berupa uang pensiun serta peningkatan belanja honorarium, uang lembur, dan tunjangan khusus,” ungkap Suhariyanto.
Sementara itu, Pembentukan Modal Tetap Bruto (PMTB) tumbuh melambat 6,96% secara yoy pada kuartal III/2018 dibandingkan dengan 7,08% pada kuartal yang sama tahun lalu.
PMTB, terangnya, didorong oleh seluruh jenis barang modal terutama barang modal jenis mesin yang dipengaruhi oleh produksi domestik dan impor.
editor : Chandra Baturajo













