HeadlineSumsel

Ketua PKK Sumsel Janji Benahi Rumah Miring Milik Nunung

×

Ketua PKK Sumsel Janji Benahi Rumah Miring Milik Nunung

Share this article

KORDANEWS — Ketua TP PKK Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel), Febrita Lustia meninjau langsung lokasi rumah yang nyaris roboh milik pasangan Sumiyadi dan Nurhasana, di Jalan Taqwa Mata Merah, lorong Utama, Kota Palembang, Kamis (30/11).

Kunjungan istri Gubernur Provinsi Sumatera Selatan (Sumsel) H. Herman Deru, dalam rangka untuk melihat langsung kondisi bangunan rumah dan keluarga yang menepati rumah hampir roboh tersebut.

Dengan melihat langsung, Febrita yang ditemani anak ketiganya Leonny sangat perihatin dengan kondisi rumahnya. Pasalnya rumah yang nyaris roboh karena salah satu pondasi penahan sudah hancur, sehingga membuat siapa saja yang melihat akan merasa prihatin.

Bangunan rumahnya nampak tak berdaya melewati hari-hari di musim hujan, Padahal, disekitar kediaman Nurhasanah berdiri rumah-rumah beton yang kokoh. Di dalam rumah berukuran 3×5 meter itu, Febri bercengkrama mengenai keseharian keluarga sederhana tersebut.

“Saya turut prihatin, meskipun tinggal di tempat yang kurang layak, keluarga Bu Nunung tetap bahagia. Kunjungan Kali ini juga dalam rangka kunjungan kemanusiaan, saya mendapat pesan semalam jika ada satu keluarga yang membutuhkan pertolongan kita. Saya berkordinasi dengan bapak gubernur agar rumahnya tidak roboh,” ujarnya.

Dirinya pun berjanji akan mengupayakan agar Pemerintah dan pihak terkait dapat memberikan bantuan kepada keluarga tersebut. “Rumah Bu Nunung akan segera ditindak lanjuti agar dapat segera dibangun rumah yang layak,” singkatnya.

Untuk diketahui, rumah berukuran 3 x 5 meter, terdiri dari dapur dan 2 kamar tidur yang terbuat dari kayu tersebut saat ini penuh dengan retakan dan patahan akibat dimakan usia. Nunung sapaan Nurhasanah bercerita ihwal pertama kali rumahnya miring terjadi 3 tahun silam. Menurutnya saat itu kayu penyangga yang menopang rumahnya sudah tidak kuat lagi menahan beban yang ada. Alhasil rumah yang sudah 18 tahun berdiri itu akhirnya tidak berdaya.

“Saya beserta suami, anak dan ibu saya menempati rumah ini sejak anak saya lahir 18 tahun lalu. Rumah ini dari dulu tidak pernah di renovasi, karena kesulitan biaya. Untuk berteduh saja dan istirahat kami sudah bersyukur,” ungkapnya.

Sudah sejak 18 tahun lalu, kala itu dirinya baru menikah dan menempati rumah tersebut hingga saat ini, rumah yang berdiri diatas tanah warisan bapak mertuanya tersebut belum pernah di renovasi. “Rumah ini sewaktu-waktu dapat roboh. Tidak ada jaminan dapat bertahan,” ungkapnya.

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *