Health

Cara Mengobati Keracunan Makanan, di Rumah dan Lewat Pengobatan Dokter

×

Cara Mengobati Keracunan Makanan, di Rumah dan Lewat Pengobatan Dokter

Share this article
young Asian Korean woman throwing up forcing herself with fingers for vomiting pizza feeling guilty worried about getting fat in bulimia nutrition disorder and weight loss obsession problem

Selama melakukan berbagai perawatan rumahan di atas, tetaplah waspadai tanda keracunan makanan yang sudah parah.

Umumnya keracunan makanan hanya menimbulkan gejala seperti diare, mual, dan muntah. Namun, berbagai gejala ini dapat berlanjut hingga ke tahap dehidrasi parah. Berikut adalah gejala keracunan makanan yang sudah dibarengi dehidrasi parah, dan harus segera dibawa ke dokter:

-Mulut kering atau haus yang ekstrem
-Kencing sedikit atau tidak kencing sama sekali
-Air kencing yang keluar warnanya gelap
-Detak jantung cepat dan tekanan darah rendah
-Badan lemas dan lesu
-Kepala sakit atau pusing
-Linglung
-Ada darah di feses atau di cairan muntah
-Demam lebih dari 38 derajat Celcius

Segeralah ke dokter juga ketika Anda tidak atau belum mengalami tanda-tanda dehidrasi parah, tapi gejala-gejala keracunan makanannya (terutama diare) sudah berlangsung selama lebih dari 3 hari.

Cara mengobati keracunan makanan di dokter
Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 5 Tahun 2014, pengobatan keracunan makanan secara medis dari dokter akan dilakukan ketika kondisi tubuh pasien sudah menunjukkan beberapa komplikasi.

Berikut adalah cara mengobati keracunan makanan yang akan dilakukan dokter:

1. Rehidrasi
Orang lanjut usia dan anak-anak yang mengalami keracunan makanan lebih dari tiga hari berisiko paling tinggi mengalami dehidrasi parah.

Maka, cara dokter untuk mengatasi masalah ini akibat keracunan makanan adalah memasang infus berisi cairan elektrolit. Cairan infus biasanya berisi larutan natrium klorida isotonik, dan larutan Ringer Laktat yang diberikan lewat pembuluh darah untuk mengisi kembali cairan tubuh yang hilang.

Selain infus, dokter umumnya juga akan memberikan oralit yang mengandung natrium dan glukosa. Oralit jenis ini berguna untuk mengunci cairan tubuh yang masih ada di dalam tubuh agar tidak mudah keluar lewat feses atau muntahan.

2. Obat absorben
Obat absorben yang mengandung kaopectate dan aluminium hidroksida bisa diberikan sebagai cara mengobati diare akibat keracunan makanan. Obat absorben akan diberikan bila diare tidak kunjung berhenti.

3. Obat antibiotik
Masih menurut panduan dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, sekitar 10 persen kasus keracunan makanan akan diobati dengan antibiotik.

Pemberian antibiotik hanya ditujukan untuk kasus keracunan makanan parah yang diakibatkan oleh infeksi bakteri tertentu, seperti Listeria. Namun, kasus keracunan yang parah juga biasanya hanya dialami oleh orang-orang yang sistem kekebalan tubuhnya lemah atau sedang hamil.

Dokter juga umumnya akan memberikan antibiotik apabila keracunan yang Anda alami disebabkan oleh infeksi parasit. Sementara cara mengobati keracunan makanan yang disebabkan oleh virus harus menggunakan obat lain.

4. Obat penurun demam
Obat paracetamol biasanya diberikan dokter pada anak-anak dan orang dewasa sebagai cara mengatasi gejala demam akibat keracunan makanan. Selain diminum, kadang obat demam juga dapat diberikan lewat infus untuk bayi dan anak-anak.

Editor :John.W

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *