KORDANEWS – Apakah Anda seorang perokok? Ingin berhenti merokok dengan cara menggantinya dengan produk lain yang mengandung nikotin, seperti shisha atau bahkan rokok elektrik (vape)? Mungkin Anda sering mendengar bahwa shisha dan vape tidak lebih berbahaya daripada rokok biasa. Ya, banyak orang yang beralih dari rokok biasa ke shisha maupun rokok elektrik karena mereka menganggapnya lebih baik daripada rokok biasa. Apakah ini benar? Jika dibandingkan antara shisha dan rokok elektrik, lebih baik yang mana ya?
Apakah lebih baik shisha?
Shisha digunakan dengan cara dihisap, seperti rokok elektrik. Bedanya, shisha membutuhkan pipa dengan ruang asap, cairan shisha, dan selang. Cairan shisha ini mengandung tembakau dengan tawaran berbagai rasa. Untuk menggunakannya, cairan shisha dipanaskan terlebih dahulu dengan menggunakan arang, kemudian asap yang dihasilkan dari pembakaran akan Anda hisap keluar melalui selang karet, Anda hembuskan dan keluarlah asap yang sangat banyak. Kurang lebih, ini sama saja dengan ketika Anda merokok, di mana Anda membakar lintingan tembakau dalam rokok biasa.
Namun, saat Anda menggunakan shisha, Anda sebenarnya menghirup lebih banyak asap tembakau yang mengandung nikotin. Shisha lebih banyak menghasilkan asap yang tentunya lebih banyak juga Anda hisap, daripada hanya sebatang rokok atau rokok elektrik yang Anda hisap sendiri. Menurut CDC (Centers for Disease Control and Prevention), dalam satu jam Anda menghirup shisha, sama saja Anda menghirup asap dari 200 batang rokok biasa. Sedangkan, jumlah asap yang dihirup dalam satu kali shisha adalah sekitar 90.000 ml, dibandingkan dengan rokok biasa yang asapnya Anda hirup sebesar 500-600 ml.
Lagipula, biasanya Anda menikmati shisha bersama dengan teman-teman Anda di ruang yang penuh dengan asap dan dalam waktu lama. Bayangkan semua asap yang ada di ruangan tersebut yang dihasilkan oleh shisha yang Anda dan teman-teman Anda nikmati kemudian Anda hirup dan masuk ke tubuh Anda. Sudah berapa banyak asap yang masuk ke tubuh Anda?
Selain itu, sudah banyak penelitian yang menunjukkan tentang bahaya shisha. Beberapa di antaranya yaitu:
-Asap dari shisha mengandung zat beracun dalam kadar tinggi, seperti tar, karbon monoksida, logam berat, dan zat karsinogen (penyebab kanker). Arang yang digunakan untuk memanaskan tembakau dapat meningkatkan risiko kesehatan dengan menghasilkan karbon monoksida, logam berat, dan zat karsinogen yang tinggi.
-Shisha juga dihubungkan dengan kanker paru-paru, kanker mulut, penyakit jantung, dan lainnya.
-Anda mungkin berpikir bahwa air pada shisha dapat menyaring zat beracun dalam asap tembakau, tapi ternyata anggapan Anda lagi-lagi salah. Air tidak menyaring zat beracun tersebut.
-Shisha juga dapat menyebabkan ketergantungan nikotin.
-Pipa shisha bisa menjadi alat untuk penyebaran penyakit menular
-Apakah lebih baik rokok elektrik?
Rokok elektrik dan shisha mungkin mempunyai kesamaan, yaitu sama-sama mempunyai rasa yang membuat Anda tertarik untuk mencobanya. Namun, keduanya ternyata berbeda. Rokok elektrik tidak mengalami proses pembakaran tembakau dan tidak membutuhkan arang untuk membakarnya, sedangkan shisha membutuhkan. Selain itu, rokok elektrik juga menghasilkan uap air, bukan asap, yang dihasilkan oleh alat pemanas.
Karena rokok elektrik tidak menggunakan proses pembakaran tembakau seperti pada shisha atau rokok biasa, bisa dikatakan bahwa rokok elektrik lebih aman dibandingkan shisha maupun rokok biasa. Namun, tetap saja penggunaan rokok elektrik tidak benar-benar aman, apalagi dalam jangka panjang.













