KORDANEWS – Aktris peraih Oscar, Jennifer Lawrence, kembali menjadi sorotan tajam kritikus setelah film terbarunya, drama psikologis yang gelap berjudul ‘Die My Love’, dirilis. Disutradarai oleh sineas visioner Lynne Ramsay (We Need to Talk About Kevin), film ini diprediksi akan menjadi acting showcase terbaik Lawrence sepanjang kariernya, menampilkan sisi yang buas dan rentan dari sang bintang.
Keruntuhan Psikologis di Pedalaman Montana
‘Die My Love’ mengisahkan tentang Grace (diperankan Lawrence) dan Jackson (diperankan Robert Pattinson), pasangan urban yang memutuskan pindah ke rumah terpencil di Montana tak lama setelah kelahiran anak mereka. Jauh dari hiruk pikuk New York City dan berjuang menghadapi isolasi yang mencekik, Grace, yang merupakan seorang penulis, mulai mengalami krisis identitas dan memburuknya kesehatan mental.
Film ini dengan brutal menelanjangi perjuangan seorang ibu yang merasa terisolasi. Plotnya berfokus pada keruntuhan psikologis Grace yang intens dan destruktif, saat ia mulai memberontak terhadap ekspektasi sosial tentang peran “ibu” dan “istri.”
Lawrence Tampil Buas dan Spektakuler
Inti dari ulasan positif kritikus adalah penampilan Lawrence yang tak kenal takut. Ia digambarkan melompat ke dalam kegilaan karakternya tanpa menahan diri.
“Ini adalah pertunjukan akting yang luar biasa; Lawrence tampil feral (buas), penuh amarah yang tidak terucapkan, dan berani menjelajahi sisi paling gelap dari keputusasaan pasca-melahirkan,” tulis salah satu kritikus film terkemuka.
Banyak yang membandingkan intensitasnya dalam film ini dengan penampilan kontroversialnya di mother!, namun dengan kedalaman emosional yang lebih manusiawi dan terperangkap. Peran ini disebut sebagai tantangan terbesar yang pernah diambil Lawrence, yang berpotensi membawanya kembali ke panggung penghargaan.
