KORDANEWS- Menteri Sosial RI, Khofifah Indar Parawansa meresmikan Elektronik Warong (warung gotong royong) atau disebut e-Warong di Palembang, Sumatra Selatan, Minggu (21/8). Palembang merupakan kota ke-11 diresmikannya program keluarga harapan.
Khofifah mengatakan, adanya e-Warong menjadi solusi untuk memotong mata rantai distribusi bahan pokok sehingga masyarakat kurang mampu mendapat pertolongan membeli keperluan sehari-hari dengan harga terjangkau. “Mata rantai distribusi pangan bisa terputus karena bahan pokok yang dijual di e-Warong itu langsung dari gudang Bulog. Sehingga ada efisiensi biaya distribusi yang cukup banyak. Seperti harga minyak makan, di pasar dijual Rp12.000 sementara di e-Warong hanya Rp10.000 saja,” terang dia.
Pada e-Warong yang ada di Palembang, kata dia, baru tersedia beberapa jenis bahan pangan yang dikonversikan. Seperti beras, minyak goreng, tepung terigu, gula, dan telur. Khofifah menjelaskan, hal itu berbeda dengan bahan pangan yang dijual di e-Warong. Di Sidoarjo, e-Warong disana menyediakan konversi berupa elpiji 3 kilogram, di Surabaya dikonversikan juga dengan elpiji 3 kilogram dan pupuk bersubsidi.
“Ini disesuaikan dengan kemampuan Bulog untuk jenis bahan pangannya. Sebab kaitannya dengan Bulog. Bulog akan mendeploy bahan pangan dalam bentuk karung, masyarakatlah yang mengepak. Nanti ada biaya packing, ini akan menjadi pemasukan lebih bagi pemilik dan pengelola e-Warong,” cetusnya.
Ia menjelaskan, sistem yang dipakai dalam e-Warong menggunakan integrasi holistik dimana yang berbelanja di e-Warong adalah pemegang kartu PKH dan Raskin/Restra. Saat ini di Indonesia ada 612.000 pemegang kartu PKH dan Raskin/Restra.
E-Warong itu bentuknya koperasi, badan hukum sudah diproses agar formatnya bisa diterapkan hingga ke tingkat kelurahan. E-Warong bisa berperan sebagai agen bank dan juga menjual bahan pangan. Pihaknya bekerjasama dengan Himbara untuk itu, diantaranya BRI, BNI, BTN dan Bank Mandiri.
“Di Palembang menggunakan BRI. Dengan kartu itu, maka penggunanya dapat berbelanja di e-Warong, uang didalamnya bisa dipakai semua dan saat transaksi tidak dikenakn biaya,” tukasnya.
Ia menilai adanya program e-Warong maka akan bermanfaat banyak, diantaranya konversi pangan dari pemerintah akan lebih tepat waktu, tepat jumlah dan kecepatan akses. Ditambahkan Dirjen Penanganan Fakir Miskin Kementerian Sosial RI, Andi ZA Dulung mengatakan, selain Palembang, pihaknya juga akan segera me-launching program e-Warong di Bogor, Yogyakarta, Jember dan Bandung.
“Kita terus berjalan, semua kota terlayani target kita. Inovasi ini karena untuk memerdekakan bangsa dari kemiskinan. Semuanya diberikan dengan sistem non tunai, agar menjauhi penyimpangan, dan penguatan inklusi keuangan,” terang dia.
Ia menyebutkan, masyarakat penerima PKH di akhir tahun ini perlu diberdayakan sebagai pelaku keuangan inklusi. Kemiskinan dan rasio gini sulit diturunkan, sehingga dinilai perlu pemberdayaan sehingga dibuat inovasi dengan e-Warong yang berperan sebagai perbankan dan menjual sembako.
Berdasarkan data yang dimiliki Kemensos RI, di Palembang ada 18.724 peserta PKH dan akan meningkat pada 2017 mendatang. Sementara untuk penerima rastra ada 72.178. Pihaknya mengharapkan adanya 73 e-Warong di tahun ini.
“Kemensos RI ingin mengembangkan e-Warung sebanyak 300 di tahun ini, dan pada akhir 2017 bisa mencapai 3.000 e-Warong,” terang dia.
Sementara itu, Walikota Palembang Harnojoyo mengatakan, adanya program e-Warong ini akan dapat meningkatkan kesejahteraan dan stabilkan harga bahan pokok di Palembang. Selain itu juga dapat mengurangi masyarakat miskin dan dapat berdayakan keluarga yang kurang mampu.
“Masyarakat dapat merasakan kehadiran pemerintah dengan adanya program ini,” ucapnya. Kedepan, pihaknya akan membangun e-Warong dimana satu kelurahan ada satu e-Warong.
Di Palembang ada sebanyak 16 kelurahan dengan 23.000 KK didalamnya. “Dengan adanya rencana penambahan e-Warong diyakini akan sangat memudahkan masyarakat kurang mampu untuk memenuhi kebutuhannya,” tandasnya.
editor : ardi
sumber : kordanews.com