KORDANEWS- Titik api atau Hot Spot di Provinsi Sumsel hingga saat ini memang mengalami penurunan cukup signifikan dibandingkan dengan kondisi pada tahun lalu.
Namun, permasalahan yang masih dihadapi oleh pemerintah dalam meminimalisir Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) adalah prilaku dari masyarakat yang bandel. Hingga kini masih banyak ditemui warga di daerah yang membandel dengan membuka lahan melalui cara membakar.
Pelaksana Tugas Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Iriansyah mengungkapkan sejak ditetapkannya status siaga asap beberapa waktu lalu, pihaknya terus melakukan sosialisasi kepada masyarakat ke berbagai daerah melalui posko Karhutla agar tidak melakukan pembakaran lahan.
“Secara keseluruhan evaluasi kita hari ini tidak ada hal yang perlu diperbaiki. Hanya saja tugas kita adalah mengingatkan warga membandel membakar lahan,” jelas dia, usai melakukan rapat evaluasi Karhutla di kantor BPBD Sumsel, Kamis (1/9).
Dari hasil pantauan Badan Metereologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG) Sumsel kemarin hanya terpantau dua titik api di Kabupaten Pali. Berbeda dengan beberapa waktu belakang kebakaran terpantau di lahan gambut, namun kali ini justru hot spot muncul di lahan mineral yang notabenenya banyak mengandung air.
“Titik api kemarin terpantau hanya dua di Pali. Kenapa ada di lahan mineral, ya karena masih banyak warga membandel tadi bercocok tanam dengan membakar” jelas dia.
Ia menyebut, sejauh ini tidak ada kendala berarti dalam memadamkan api. Tiga helikopter jenis MI-8 yang dipinjamkan masih dirasa cukup menanggulangi kebakaran lahan yang dibantu memadamkan menggunakan jalur darat oleh timkarhutla.
Kondisi cuaca pun masuk dalam kategori aman dengan jarak pandang lebih dari 10 KM. Selain itu kualitas udara juga masih normal di angka 36.
“Kondisi saat ini memang kondusif. Setiap seminggu sekali juga kita lakukan evaluasi. Tetapi kita terus siaga hingga cuaca benar-benar zero asap,” harap dia.
editor : ardi