Home Ekonomi Festival Landscape, Inisiatif Sumsel untuk Indonesia

Festival Landscape, Inisiatif Sumsel untuk Indonesia

KORDANEWS—-Kemitraan Pengelolaan Lanskap Ekoregion (KOLEGA) Sumatera
Selatan menggelar South Sumatera Landscape Festival 2018 yang berlangsung
24-26 Juli 2018 di Palembang. KOLEGA Sumsel merupakan
kelembagaan yang beranggotakan mitra pembangunan yang mendorong inisiatif
pertumbuhan hijau dan pengelolaan lanskap berkelanjutan di Sumatera
Selatan.

South Sumatera Landscape Festival merupakan, Festival Lanskap ini merupakan
festival yang pertama kali di selenggarakan di Indonesia. Festival yang
mengusung tema

“Dari Sumsel untuk Indonesia” ini diselenggarakan untuk mempromosikan
pendekatan lanskap sebagai sebuah cara baru dalam pengelolaan sumberdaya
alam secara holistik dan terpadu. Provinsi Sumatera Selatan merupakan salah
satu pelopor dalam implementasi pendekatan lanskap, sebagai contoh adalah
Proyek Kemitraan Pengelolaan Lanskap Sembilang-Dangku (KELOLA Sendang).

Festival Lanskap Nusantara berisi rangkaian acara diantaranya adalah
Seminar Nasional Kebakaran Hutan dan Lahan (Karhutla) yang didukung oleh
Badan Litbang Kehutanan Provinsi Sumsel, Seminar Internasional Pendekatan
Lanskap yang didukung oleh WRI, ICRAF, Wetlands Indonesia,dan ZSL
Indonesia, Sarasehan Lanskap Nusantara yang didukung oleh Proyek KELOLA
Sendang-ZSL dan Lingkar Temu Kabupaten Lestari (LTKL), serta kunjungan
lapang (site-visit) yang didukung oleh Yayasan Belantara dan Mongabay
Indonesia.

Direktur Eksekutif KOLEGA Sumsel, Dr. Najib Asmani menjelaskan bahwa
Festival Lanskap ini merupakan inisiatif Sumsel untuk Indonesia. Festival
ini untuk mewadahi pembelajaran dan tukar pengalaman dari berbagai pihak,
mulai pemerintah pusat, pemerintah daerah, kalangan organisasi masyarakat
sipil, lembaga internasional, sektor swasta, perguruan tinggi, perwakilan
masyarakat, terkait dengan penerapan pendekatan lanskap di Indonesia. “Ada
harapan lahir Forum Lanskap Nusantara dari acara ini, sehingga inisiatif
seperti KOLEGA Sumsel bisa menjadi inspirasi bagi daerah-daerah lain di
Indonesia” ujarnya.

Bagi Sumsel, pendekatan lanskap berkelanjutan dalam berbagai bentuk
penerapan telah dimulai sejak tahun 2015. Proyek KELOLA Sendang merupakan
salah satu model pendekatan lanskap di Sumsel. Proyek ini mendorong dan
memfasilitasi pemerintah dan para-pihak di tingkat provinsi maupun lokal
untuk secara kolaboratif melakukan pengelolaan lingkungan berbasis lanskap,
dengan melihat kepentingan pembangunan dan perlindungan alam secara
holistik. Proyek ini telah mendukung terbangunnya sistem, kelembagaan dan
praktik-praktik terbaik pada tingkat tapak melalui kerjasama
publik-swasta-masyarakat. “Pendekatan lanskap adalah pendekatan holistik
yang mempersatukan, mewadahi kerjasama para pihak, melihat bentang alam
secara utuh dan terpadu” ujar David Ardhian, Deputi Direktur Proyek KELOLA
Sendang.

Seminar Internasional diselenggarakan tanggal 24 Juli 2018 di Hotel
Aryaduta Palembang, dengan mengundang berbagai pembicara dari
lembaga-lembaga internasional seperti CIFOR dan ICRAF, perguruan tinggi
seperti IPB dan UNSRI, serta dari berbagai LSM Internasional seperti WRI,
IDH, ZSL dan lain sebagainya. Seminar ini akan mengungkap berbagai
pemikiran dan hasil-hasil penelitian berbasiskan science terkait dengan
pendekatan lanskap di Indonesia.

Seminar Nasional Karhutla yang diselenggarakan tanggal 25 Juli 2018 di
Palembang merupakan acara untuk mendiskusikan inisiatif berbagai pihak
dalam pencegahan karhutla dan pengelolaan lahan gambut di Indonesia. Acara
yang digagas Badan Litbang Kehutanan Provinsi Sumsel ini sangat penting dan
relevan dengan upaya-upaya yang sedang dilakukan oleh pemerintah Provinsi
Sumsel dalam rangka pencegahan karhutla, terutama dikaitkan dengan arahan
Gubenur Sumsel untuk Sumsel bebas asap dalam rangka Asian Games 2018.

Wadah berbagi pengalaman dari inisiatif pendekatan lanskap di Indonesia
digelar dalama perhelatan Sarasehan Lanskap Nusantara yang didukung oleh
Proyek KELOLA Sendang ZSL dan LTKL pada tanggal 25 Juni 2018 di Theater
Resto Kuto Besak, Palembang. Acara ini rencana akan dibuka oleh Gubernur
Sumsel, dengan menghadirkan pidato arahan dari Dirjen KSDAE, KLHK dan
Deputi IV, Kantor Staf Kepresidenan (KSP). Selain diskusi dan proses
pembelajaran, sarasehan juga akan berisi pertukaran pengalaman dalam
penerapan pendekatan lanskap dari berbagai daerah seperti Kaltim, Kalteng,
Sumsel dan sebagainya.

Rangkaian acara festival akan dilanjutkan tanggal 26 Juli 2018 dengan
kunjungan lapangan ke Pulau Kemaro, Kampung Kapitan, Taman Sriwijaya dan
Situs Talang Tuwo sebagai refleksi pentingnya lanskap budaya dan sejarah
kearifan sumberdaya alam di Sumsel. Refleksi kebudayaan dari Teater Potlot
yang mengangkat spirit kebersamaan dalam pengelolaan lingkungan hidup,
lingkungan hidup yang mempersatukan. Sebagai penutup, di penghujung South
Sumatera Landscape festival 2018, sebuah Deklarasi diharapkan lahir dari
kegiatan ini. Deklarasi Lanskap Nusantara menjadi tonggak awal dalam
pengembangan pendekatan lanskap sebagai pendekatan holistik dan terpadu
dalam pengelolaan sumberdaya alam di Indonesia.(Ab)

editor : awan

Tirto.ID
Loading...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here