KORDANEWS– Usaha Mikro, Kecil, dan Menengah (UMKM) jadi salah satu pendorong perekonomian daerah. Oleh karena itu, Otoritas Jasa Keuangan dorong pengembangannya. Caranya dengan menggandeng Kementerian Koperasi dan Usaha Kecil dan Menengah.
Kepala OJK Palembang, Lukdir Gultom mengatakan, Besarnya daya serap tenaga kerja di sector Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 97,30 persen dan sumbangsih sektor ini terhadap pertumbuhan ekonomi nasional juga sangat signifikan, dengan menyumbang 58,92 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB), menjadikan UMKM sector yang harus terus di gerakkan.
“Program ini mendorong kemajuan UMKM yang merupakan tulang punggung perekonomian nasional. Untuk itu perlu untuk terus di tingkatkan dan di dorong kemajuannya,” terang Lukdir.
Dengan adanya peran serta OJK disini untuk mendorong Industri jasa keuangan harus terus menjadikan UMKM sebagai sektor prioritas, sehingga kontribusi UMKM semakin besar dalam mendorong kemajuan dan penguatan perekonomian dan peningkatan kesejahteraan rakyat
“Kerjasama dua lembanga juga akan menguntungkan dari sharing data, sosialisasi, edukasi dan lainnya,” terang dia. Melihat begitu besar potensi yang ada di dalamnya, OJK menjadikan pengembangan sektor UMKM sebagai agenda besar OJK dalam membangun dan memperkuat stabilitas sistem keuangan nasional yang kontributif dan inklusif.
Namun berdasarkan Survei Nasional Literasi Keuangan Indonesia (SNLKI) yang dilakukan OJK pada 2013, tingkat literasi dan inklusi keuangan UMKM hanya mencapai 15,7 persen dan 53,3 persen, atau lebih rendah dari rata-rata nasional sebesar 21,8 persen (Literasi) dan 59,7 persen (Inklusi Keuangan). “Untuk itu langkah awal untuk mendorong kemajuan UMKM adalah dengan meningkatkan akses keuangan UMKM kepada industri jasa keuangan,” ujarnya.
Berdasarkan data Kementerian Koperasi dan UKM menyebutkan jumlah UMKM di Indonesia tercatat 57,9 juta unit usaha, atau sekitar 23,2 persen dari total penduduk Indonesia yang berjumlah 250 juta jiwa. “Populasi UMKM di Indonesia merupakan salah satu yang terbesar di dunia. Dan inilah yang harus di maksimakan potensinya,”katanya.
Beberapa program OJK untuk mendorong UMKM antara lain mendirikan Pusat Edukasi, Layanan Konsumen dan Akses Keuangan UMKM atau disingkat PELAKU yang telah resmi beroperasi di sejumlah kantor OJK di daerah serta pendirian Pusat Pengembangan Keuangan Mikro dan Inklusi OJK (OJK-Proksi) untuk meningkatkan akses keuangan UMKM ke industri jasa keuangan.
PELAKU menjalankan fungsi sebagai pusat kajian di Kantor Regional atau Kantor OJK di daerah, dan pada 2016, Gerai PELAKU sudah dibangun di lima kota, yakni Solo, Surabaya, Jambi, Banjarmasin, dan Denpasar. Di Gerai PELAKU OJK akan aktif memberikan informasi dan berbagai bantuan hingga membuka akses kredit. (yda)
editor : ardi
sumber : kordanews.com