Home Peristiwa Wali Kota Osaka Dicibir,Sebut Perempuan Lama saat Belanja

Wali Kota Osaka Dicibir,Sebut Perempuan Lama saat Belanja

KORDANEWS – Pernyataan Wali Kota Osaka, Jepang, Ichiro Matsui, menuai protes karena menyarankan supaya lelaki diutamakan untuk berbelanja selama pemberlakuan darurat nasional virus corona, karena perempuan dinilai menghabiskan banyak waktu ketika melakukan kegiatan tersebut.

Seperti dilansir CNN, Jumat (24/4), Matsui menganggap wanita terlalu lama saat belanja bahan pangan dan berkontribusi terhadap kepadatan di supermarket.

Osaka berada dalam status darurat sejak 7 April lalu. Komentar Matsui disampaikan setelah ia menyarankan gerai swalayan membatasi jumlah orang yang memasuki toko, dan merekomendasikan kepada masyarakat untuk berbelanja bahan makanan sekali setiap dua hingga tiga hari.

Pada Kamis lalu, Matsui mengatakan bahwa laki-laki yang berbelanja di toko akan mengurangi potensi penyebaran virus karena mereka menghabiskan lebih sedikit waktu berada di toko.

“Perempuan membutuhkan waktu lebih lama berbelanja bahan makanan karena mereka menelusuri berbagai produk dan mempertimbangkan pilihan mana yang lebih baik,” kata Matsui kepada wartawan pada konferensi pers virus corona di Osaka.

“Pria dengan cepat mengambil apa yang diperintahkan untuk dibeli sehingga mereka tidak akan berlama-lama di supermarket, sekaligus menghindari kontak dekat dengan orang lain,” tambah Matsui.

Komentar Matsui menuai tanggapan dari seorang jurnalis populer di Jepang, Shoko Egawa. Dia menulis melalui akun Twitternya, “Orang yang tidak tahu apa-apa tentang kehidupan sehari-hari tidak boleh berkomentar.”

Cuitan Egawa disebar lebih dari 3.000 akun. Salah satu akun membalas cuitan tersebut dengan mengatakan bahwa Matsui mungkin belum pernah berbelanja sendiri.

Menurut data Bank Dunia, persentase perempuan di Jepang mencapai 51 persen dari populasi Negeri Sakura. Namun, Jepang berada di peringkat 110 dari 149 negara dalam indeks World Economic Forum untuk ukuran tingkat kesetaraan gender.

Jepang juga berada di peringkat bawah di antara negara-negara G7 untuk kesetaraan gender, meskipun Perdana Menteri Shinzo Abe berjanji untuk memberdayakan perempuan melalui kebijakan yang disebut “womenomics.”

Pada pertengahan April, Jepang hanya melakukan uji virus corona terhadap sekitar 90.000 orang dari 127 juta jiwa.

Sedangkan Korea Selatan telah menguji lebih dari 513.000 orang dari 51 juta penduduk.

Jumlah kasus virus corona yang dikonfirmasi di Jepang meningkat tajam beberapa pekan terakhir. Menurut data dari Sekolah Kedokteran Universitas Johns Hopkins pada Kamis kemarin, Jepang memiliki 11.950 kasus yang terkonfirmasi, termasuk 299 kematian

Editor :Jean.Doe

Tirto.ID
Loading...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here