KORDANEWS – Dalam upaya menjaga ketertiban selama bulan suci Ramadhan, Polsek Tanjung Batu menggelar patroli cipta kondisi (Cipkon) pada Minggu (2/3) malam. Patroli yang merupakan bagian dari Operasi Pekat Musi 2025 ini menyasar tindakan yang berpotensi mengganggu keamanan, seperti premanisme, penyalahgunaan narkoba, dan konsumsi minuman keras. Dalam kegiatan ini, petugas mengamankan 12 remaja yang kedapatan mengisap lem Aibon di sekitar Masjid Walimah, Kelurahan Tanjung Batu, Kabupaten Ogan Ilir.
Patroli ini dipimpin oleh Kanit Samapta Aipda Rudy Setiawan, bersama KA SPK dan KA Team Rimau Batu Aipda Mansyur serta personel Unit Reskrim. Saat petugas menyisir area sekitar masjid, mereka menemukan sekelompok remaja yang berkumpul dan mengganggu pelaksanaan ibadah shalat tarawih. Setelah diperiksa, ditemukan barang bukti berupa lem Aibon yang digunakan untuk dihirup demi menimbulkan efek halusinasi. “Kami menemukan mereka dalam kondisi yang mencurigakan, dan setelah pemeriksaan lebih lanjut, kami pastikan mereka sedang menyalahgunakan lem,” ujar Aipda Rudy.
Kapolsek Tanjung Batu, Iptu Syaparudin Akso, menegaskan bahwa para remaja tersebut langsung diamankan ke Mapolsek untuk diberikan pembinaan. “Sebagai langkah edukasi, kami memberikan sanksi teguran dan meminta mereka menandatangani surat pernyataan agar tidak mengulangi perbuatannya,” jelas Kapolsek. Selain itu, pihak kepolisian juga memanggil orang tua mereka untuk diberikan arahan agar lebih mengawasi pergaulan anak-anak mereka.
Setelah dilakukan pembinaan, ke-12 remaja tersebut dikembalikan kepada orang tua masing-masing. Kapolsek menambahkan bahwa pihaknya akan terus meningkatkan patroli guna mencegah kejadian serupa. “Kami berharap masyarakat, khususnya para orang tua, lebih peduli terhadap aktivitas anak-anak mereka, agar tidak terjerumus dalam pergaulan yang salah,” tambahnya.
Sebagai kabupaten yang dikenal dengan julukan kota santri, peristiwa ini tentu menjadi tamparan bagi pemerintah dan masyarakat setempat. Kurangnya pengawasan dari orang tua menjadi faktor utama yang membuat para remaja bisa dengan bebas melakukan tindakan yang merugikan diri sendiri maupun lingkungan sekitar. “Hal ini harus menjadi perhatian kita bersama, jangan sampai generasi muda kita rusak karena kelalaian dalam pengawasan,” pungkas Iptu Syaparudin. (jml)
Editor : Surya S