KORDANEWS – Satuan Tugas (Satgas) Pangan Polri mengonfirmasi adanya penurunan stok beras premium di sejumlah toko ritel belakangan ini. Namun, penurunan stok tersebut bukan disebabkan oleh penarikan produk oleh ritel, melainkan karena produsen yang memilih tidak melakukan pengiriman ulang.
Kepala Satgas Pangan Polri, Helfi Assegaf, menjelaskan bahwa produsen beras premium saat ini lebih memilih menghabiskan stok yang ada di pasar tanpa melakukan suplai tambahan.
“Memang ada penurunan (stok beras), otomatis karena informasinya mereka (produsen) melakukan penarikan. Bukan penarikan, tetapi menghabiskan stok yang ada di ritel dan tidak mengisi kembali,” ujar Helfi saat ditemui di Kantor Ombudsman, Jakarta, Selasa (26/8/2025).
Menurut Helfi, alasan utama produsen menahan distribusi beras premium adalah kekhawatiran terhadap kemungkinan tindakan hukum apabila produk yang dijual tidak sesuai dengan standar beras premium yang telah ditetapkan pemerintah berdasarkan hasil uji laboratorium. “Apa masalahnya, kami dalami kenapa tidak mau mengisi lagi? Mereka bilang, ‘Kami takut Pak nanti ditangkap’. Kalau uji lab sesuai komposisi, kenapa takut?” jelasnya.
Helfi menegaskan, selama produsen mencantumkan informasi yang sesuai dengan fakta di label kemasan dan memenuhi standar yang ditetapkan pemerintah, tidak ada alasan untuk khawatir. “Saya kira kalau sesuai dengan apa yang kamu tempel di label, izinnya ada, aturannya dipenuhi, ya tidak ada masalah. Justru masalah muncul kalau menjual yang tidak sesuai komposisi,” tegasnya.
Untuk menghindari masalah lebih lanjut, Satgas Pangan menyarankan produsen agar dapat menjual beras dalam bentuk beras curah, dengan catatan tetap memenuhi standar kualitas yang berlaku. Langkah hukum akan ditempuh apabila ditemukan produsen atau distributor yang melakukan kecurangan, seperti memalsukan label atau menjual beras yang tidak sesuai aturan.













