Home Budaya Tradisi Lempar Selendang Di Sumsel, Ruang Sapa Muda Mudi Hingga Cari Jodoh

Tradisi Lempar Selendang Di Sumsel, Ruang Sapa Muda Mudi Hingga Cari Jodoh

Kordanews – Sumatera Selatan memiliki berbagai macam tradisi dan budaya. Salah satunya yakni ‘Ningkuk’ atau sebuah tradisi bermain selendang dengan iringan irama musik yang dilakukan oleh para bujang dan gadis di Kabupaten Ogan Komering Ulu (OKU), dan Musi Banyuasin.

Tradisi ini biasanya akan dilakukan di setiap ada warga yang hendak melangsungkan acara pernikahan. Ningkuk ini menjadi salah satu cara pertemuan bujang dengan gadis yang merupakan teman kedua calon mempelai. Nantinya bujang dan gadis ini akan ditempatkan pada satu lokasi secara berhadap-hadapan.

Kemudian, mereka akan saling berpantun sembari menjalankan selendang dari satu orang ke orang lainnya sembari diiringi musik. Ketika lantunan musik berhenti, maka selendang yang diedarkan tersebut juga berhenti, dan bagi yang memegang selendang saat musik berhenti itu maka akan mendapatkan semacam hukuman. Sepeti; menari berpasangan, merayu lawan jenis, berpantun, dan lain sebagainya.

Budayawan Sumsel, Febri Al Lintani, mengatakan tradisi ningkuk ini di era tahun 1980-1990 an masih digemari para bujang gadis. Biasanya tradisi ini dilaksanakan satu hari sebelum acara pernikahan. Tradisi ini cenderung terdapat di sejumlah daerah di Sumsel, dengan nama yang berbeda. Akan tetapi, lebih dikenal di daerah OKU dan Musi Banyuasin.

“Biasanya bagi yang bertemu pandang dan saling jatuh cinta saat tradisi Ningkuk, bisa terus berlanjut, jika merasa saling cocok kemudian menjalin asmara,” katanya.

Senada, Yoyong Amilin yang merupakan pegiat budaya Musi Banyuasin, mengatakan tradisi Ningkuk kini memang sudah jarang dijumpai. Oleh karena itu, pihaknya selalu mengajak generasi muda untuk tetap mewariskan tradisi tersebut.

“Kita berusaha agar dapat merawat tradisi lama yang telah hampir punah ini agar tetap terjaga di masyarakat,” katanya.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Musi Banyuasin, H Musni Wijaya, mengatakan terus berupaya melestarikan tradisi Ningkuk ini. Sebab, banyak nilai positif dalam kegiatan Ningkuk yang bisa dipetik. Seperti unsur bersosialisasi, bertanggung jawab, kecekatan, dan tentu saja sebagai fungsi rekreasi dan dengan melestarikan budaya.

“Dengan budaya dan adat istiadat ini tentunya memberikan edukasi yang positif kepada generasi muda yang lain dan ajang mendapatkan jodoh dan kenalan baru bagi muda mudi atau bujang gadis kita,” katanya.

Editor : Admin.

Tirto.ID
Loading...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here