Home Headline Hutan Adat Dibabat Habis, Puluhan Mahasiswa Unsri Asal Papua Minta Pemerintah Cabut...

Hutan Adat Dibabat Habis, Puluhan Mahasiswa Unsri Asal Papua Minta Pemerintah Cabut Izin PT IAL

KORDANEWS – Puluhan mahasiswa Universitas Sriwijaya atau UNSRI asal Papua yang tergabung dalam organisasi Komunitas Mahasiswa Papua Sriwijaya atau KOMPAS menggelar aksi didepan gedung DPRD Kabupaten Ogan Ilir.

Aksi mahasiswa yang digelar Senin 24 Juni 2024 ini juga diikuti pihak BEM UNSRI dan beberapa organisasi kemahasiswaan lainnya.

Mereka menuntut agar pihak pemerintah mencabut izin PT. Indo Asiana Lestari (IAL) yang bergerak di bidang perkebunan Sawit dan beroperasi di Kabupaten Boven Digoel, Papua Selatan.

Ketua Komunitas Mahasiswa Papua Sriwijaya, Tipran Yikwa mengatakan warga atau suku Awyu dan suku Moi hutannya dibabat habis PT IAL.

“Mereka sudah melakukan gugatan ke PTUN dan Mahkamah Agung tapi tidak ada jawaban. Jadi, kedatangan kami ini mendukung aksi mereka,” ungkapnya.

Menurutnya, mereka tanpa pemerintah, tanpa uang masih bisa hidup asalkan hutan mereka tidak dirampas.”Kalau mereka digusur mereka mau kemana,” katanya.

Untuk itu, pihaknya minta pada DPRD Kabupaten Ogan Ilir untuk menyatakan sikap mendukung dan memberikan rekomendasi untuk pihaknya menyamkaikan aspirasi ke DPRD Provinsi.

“Ini, supaya kami bisa menyampaikan aspirasi ini ke pusat, agar izin yang dikeluarkan pihak terkait atau pemerintah agar di cabut, kembalikan tanah adat Papua,” tukasnya.

Aksi mahasiswa asal Papua ini disambut baik oleh pihak DPRD Kabupaten Ogan Ilir yang diwakili oleh Ketua Komisi II sekaligus Ketua Fraksi Partai Nasdem, Sekitar Komisi I, Rahmadi Djafar, dan Ketua Baperda, Rizal Mustofa.

“Kami apresiasi sebesar-besarnya aksi Mahasiswa Papua di DPRD Ogan Ilir ini, baru hari ini orang Papua ada di gedung DPRD ini,” katanya mengawali sambutannya.

Mahasiswa-mahasiswa Papua yang hadir ini adalah mahasiswa pilihan, dan diharapkan bisa membawa ilmu yang cukup untuk dibawa ke tanah Papua.

“Papua sama dengan masyarakat Kabupaten Ogan Ilir, orang Indonesia, Papua adalah Indonesia, kita semua NKRI,” imbuhnya.

Aprizal mengaku sangat memahami, permasalahan yang dihadapi masyarakat Papua saat ini, bahwa rencana pembabatan hutan yang dilakukan perusahaan dari Malaysia yang membuka lahan untuk perkebunan sawit.

“Hari ini digaungkan kawan-kawan mahasiswa, dan bergema. Kami dari DPRD Ogan Ilir siap mewadahi, dan menampung aspirasi serta menyampaikan aspirasi ke pihak wewenang di pusat,” tukasnya.

Selanjutnya beberapa perwakilan mahasiswa UNSRI asal Papua dan beberapa organisasi yang mendampingi diajak ke ruang rapat pimpinan DPRD Ogan Ilir untuk berdialog dan berdiskusi untuk pemecahan permasalahan.

“Insyaallah kami bekerja sesuai tupoksi kami, apa pun keluhan masyarakat itu kewajiban kami untuk menyampaikan dan kami kawal,” tukasnya.

Tirto.ID
Loading...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here