Home Entertainment Tiang Bendera Ratusan Tahun Yang Tak Pernah Tumbang

Tiang Bendera Ratusan Tahun Yang Tak Pernah Tumbang

KORDANEWS- Begitu masuk ke Benteng Keraton Buton, terlihat tiang bendera setinggi 21 meter. Ini bukan tiang biasa, karena umurnya 289 tahun dan tak pernah tumbang!

Benteng Keraton Buton di Bau-bau, Sulawesi Tenggara merupakan benteng terluas sedunia. Bayangkan saja, luasnya 22,8 hektar dengan panjang kelilingnya 2,7 km. Benteng ini juga sudah berdiri kokoh sejak abad ke-13.

Benteng Keraton Buton sudah menjadi destinasi favorit wisatawan. Baru sampai pintu masuk saja, tak sedikit wisatawan yang akan bertanya-tanya. Ini tiang apa, tinggi banget dan terbuat dari kayu?

“Tiang ini disebut Kasulana Tombi, yang artinya tiang bendera. Tiang ini sudah ada sejak tahun 1712, untuk mengibarkan bendera Kesultanan Buton yang namanya Bendera Longa-longa,” kata pemandu wisata Benteng Keraton Buton, Laode M Adam Vatiq kepada awak media dari Jakarta di sela-sela acara Festival Budaya Tua Buton, Rabu (24/8/2016) kemarin.

Kasulana Tombi (Afif/detikTravel)

Pembuat tiang ini adalah Sultan Saikuddin Darul Alam. Tiang benderanya memiliki tinggi 21 meter dan terbuat dari kayu jati. Di atas tiang itulah dikibarkan Bendera Longa-longa yang menurut Adam, gambarnya berupa ular laut.

Soal kayu jati sendiri yang menjadi tiangnya, ternyata banyak versi. Ada yang bilang kalau kayu jati itu dari Pulau Muna yang berada di seberang Buton, hingga ada yang bilang berasal dari Thailand dan dibawa oleh para pedagang setempat.

“Soal sejarah, memang banyak referensinya. Tapi ada banyak cerita pada tiang bendera ini,” kata Adam.

Tiang yang kalau dihitung humurnya sudah 289 tahun (Afif/detikTravel)

Cerita itu adalah tiang bendera Kesultanan Buton tersebut tidak pernah tumbang atau roboh. Bahkan beberapa tahun lalu, seorang yang mengidap penyakit jiwa naik ke tiangnya dan berusaha untuk merobohkannya. Tapi tetap saja, tidak berhasil.

“Sudah diserang bajak laut, tapi tiang bendera ini tak roboh dan tumbang juga. Masyarakat Buton percaya, ada doa dari yang Maha Kuasa pada tiang ini,” tutur Adam.

Posisinya yang berada di dekat pintu masuk, membuat tiang bendera itu jadi perhatian wisatawan. Tak sedikit, wisatawan yang berfoto-foto dengan tiang benderanya. Sejarah mencatat, tiang ini pernah tersambar petir dan mengalami perusakan pada tahun 1870-an di masa pemerintahan Sultan Kaimuddin. Tapi masih berdiri dengan kokoh sampai sekarang.

 

 

editor  : ardi

sumber : detik.com

 

 

 

Tirto.ID
Loading...

LEAVE A REPLY

Please enter your comment!
Please enter your name here