KORDANEWS – Penerbangan di Bandara Sultan Mahmud Badaruddin (SMB) II Palembang, bergerak aktivitas buruk, Jumat (13/9).
Dikarenakan kabut segera akibat kebakaran hutan dan lahan (karhutla) yang kian pekat. Tercatat ada lima penerbangan yang tertunda dari dan ke bandara di Kota Palembang.
Kelima penerbangan tersebut, yaitu dua kali terbang Garuda Indonesia rute Jakarta-Palembang mendapat tertunda (penundaan) selama 36 menit hingga 135 menit. Kemudian, sekali transit Citilink rute Jakarta-Palembang tertunda hingga 145 menit.
“Selain tiga maskapai itu, ada dua maskapai lainnya yang tertunda dari Bandara SMB II Palembang dengan rute Palembang-Jakarta dan Palembang Pangkal Pinang,” ujar plaksana tugas (Plt) GM Angkasa Pura II, Indra Trisna di Palembang, Jumat (13/9).
Dikatakan dia, dua maskapai yang tertunda dari Palembang itu adalah maskapai Sriwijaya rute Palembang-Pangkal Pinang tertunda hingga 113 menit dan maskapai Garuda Indonesia rute Palembang-Jakarta tertunda sampai dua jam.
Ia juga menjelaskan, untuk penerbangan di Bandara SMB II Palembang pada pagi hari sekitar pukul 05.00 WIB masih bisa terbang semua. Hal ini, menurut Indra, dikarenakan jarak pandang di bandara tersebut masih dalam keadaan normal.
“Nah, rata-rata penerbangan yang tertunda mulai pukul 06.00 WIB – pukul 07.10 WIB, karena di jam itulah jarak pandang hanya 300 meter,” kata dia.
Sementara itu, pantauan yang tercatat di BMKG Stasiun Meteorologi SMB II Palembang, bahwa jarak pandang terendah pagi pada 13 September 2019 mulai 300-500 meter dengan kelembapan 95-98% dengan keadaan cuaca kabut asap yang berdampak lima maskapai yang jadwal penerbangan delay.
Intensitas kabut asap (campuran kabut dan asap) umumnya terjadi pada dini hari menjelang pagi hari (pukul 04.00-07.00 WIB) ini dikarenakan labilitas udara yang stabil pada saat tersebut.
Kemudian, fenomena kabut sendiri diindikasikan dengan kelembapan yang tinggi dengan partikel-partikel basah di udara. Ini disebabkan kondisi langit pada malam hari tanpa awan mengakibatkan radiasi permukaan bumi lepas keluar atmosfer mengakibatkan suhu di permukaan relatif dingin yakni 22-23 derajat celcius yang tercatat di Bandara SMB II.
Setelah terbit matahari keadaan udara akan relatif labil sehingga partikel basah (kabut) maupun kering (asap) akan terangkat naik dan jarak pandang akan menjadi lebih baik, akan tetapi partikel kering (asap) yang pergerakannya, karena angin horizontal akan tetap ada di permukaan dan akan menyebabkan kekeruhan udara.
Kondisi ini akan terus berpotensi berlangsung dikarenakan berdasarkan model prakiraan cuaca BMKG tidak ada potensi hujan dalam rentang prakiraan 13-19 September 2019 di wilayah Sumatera Selatan.
Konsentrasi PM 10 yang diumumkan di Stasiun Klimatologi Palembang pada 13 Septembar 2019 (00.00-10.00 WIB) dicatat dalam kategori sangat tidak sehat dengan nilai 89-295 μgram / m3, sedangkan nilai tukar tidak sehat pada 150 μgram / m3. Kondisi tersebut terjadi pada rentang waktu 22.00-08.00 WIB, sedangkan kondisi sehat hingga sedang terjadi pada rentang waktu 08.00-22.00 WIB.
Editor: Jhonny